PROBLEMATIKA DARAH WANITA HAIDH, NIFAS, DAN ISTIHADATH


ةدئاف ميحرلا نمحرلا للها مسب
تلاق اهنا اهنع للها ىضر ةشئاع نع ىورو:للها لوسر لاقىلصملسو هيلع للها: ضيحت ةأرما نم املاإ ىضم امل ةرافآ اهضيح ناآ اهبونذ نم .مويلا لوأ ىف تلاق ناو"لاح لآ ىلع لله دمحلانم للهارفغتساولآ بنذ ", بتآىلع ازاوجو رانلا نم ةءارب اهل للها اهل ىلاعت للها عفرو باذعلا نم انامأو طارصلالكب ةجرد ةليلو موي نيعبرأاهضيح ىف ىلاعت لله ةرآاذ تناآ اذإ اديهش .

“Telah diriwayatkan dari ‘Aisyah Radliyallahu ‘Anha berkata:Rasul Allah bersabda: “Tiada seorang wanita yang haid, melainkan haidnya itu menjadi pelebur untuk masa lalu dari dosa-dosanya. Apabiladi dalam hari pertama ia membaca: Alhamdulillaah ‘Alaa Kulli Haalin waAstaghfirullah Min Kulli Dzanbin, maka Allah untuk wanita itu bebasdari api neraka, ia berjalan di atas titian dan aman dari siksa, dan AllahYang Maha Mulia mengangkat baginya pada setiap hari dan malamderajat empat puluh orang mati sahid ketika ia ingat kepada AllahTa’ala di dalam haidnya.”

رسالة المحيض
Problematika Darah Wanita

ةمدقم

KATA PENGANTAR

* 􀇽حرلا ن􀈉رلا للها مس􀆾لامو اذ􀆟اناده ىذلا لله دمحلا لاول ىدت􀆴لانكنا * للها اناده ةلاصلاو وسر 􀆠ع ملاسلاو هلان لاوموانديس هيلع للها 􀆠ص دمحم هلا 􀆠عو ملسو * هبحصول وحلاو لاو ةوق ا 􀆠علا 􀆓لاب لاإ * 􀇽ظعل دعب امأ:
: Tiada untaian kalimat yang patut kami ucapkan, kecuali panjatan pujisyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang telah melimpahkankenikmatan dan kasih sayang-Nya kepada kami. Kalaulah pertolongan dankenikmatan serta kasih sayang Allah Azza wa Jalla tidaklah, kami percayausaha penyusunan kitab ini tidak akan selesai. Pertolongan Allah inilah, ikhtiarpenulisan kitab ini dapat selesai tanpa ada hambatan yang berarti.Kitab yang kecil mungil ini memuat tentang masalah darah wanita,darah haid, darah nifas, darah wiladat dan darah istihadlat. Oleh karena itukami namakan kitab ini, “Risalatul Mahidl, Problematika Darah Wa-nita,Haid, Nifas dan Istihadlat,” menggunakan tulisan latin dan bahasa Indonesiadengan mengambil rujukan dari kitab-kitab Salaf bermazhab Syafi’i yangmuktabar dan terkenal di pesantren nusantara ini. Penulisan ini, pula karenaterdorong oleh kebutuhan kaum wanita, terutama yang kurang memahamitulisan Arab pegon dan bahasa Jawa kuna, yang sekarang sudah tidak diajarkan di sekolah atau madrasah. Selain itu, menuruti atas permintaan sebagian teman-teman setia kamiyang sedang mengajar di majelis taklim wanita, terutama yang mengajarkanmasalah haid, nifas, wiladat dan istihadlat. Di samping itu, kami menganggapperlu penulisan ini dan merupakan tanggung jawab bersama dalam mengatasikekurangan yang dirasakan kaum wanita, dan sekaligus sebagai sumbangsihterhadap perkembangan dan kemajuan mereka. Kami melihat betapapentingnya pengetahuan agama, terutama masalah darah wanita ini,sebagaimana yang dinyatakan Syaikh Ibrahim al-Bajuri Dalam kitabkarangannya ialah:
HOME l PONDOK PESANTREN l MAJALAH PENYEJUK HATI l FORUM TANYA JAWAB
DOWNLOAD l INFAQ l KONTAK
wwwwwwww... rrriiibbbaaattthhhnnnuuurrruuulllhhhiiidddaaayyyaaahhh...ooorrrggg
wwwwwwww... rrriiibbbaaattthhhnnnuuurrruuulllhhhiiidddaaayyyaaahhh...oorrrggg
رسالة المحيض
Problematika Darah Wanita
4
ماكحأ نم هيلا جاتحي ام ملعتت نأ ةأرملا 􀆠ع بجيونإف ةضاحتسلإاو سافنلاو ضيحلاهمزل املاع اهجوز ناك ا􀆵لع بجي لب ءاملعلا لاؤسل جورخلا اهلف لاأو اهميلعت. كلذب ىنغتس􀆺ف اهبرخيو وه لاس􀇗 نا لاا اهعنم 􀆔 س􀆺لو/ ى􀆲نإ . 113 / 1 : ىروجابلا ةيشاح
“Bahwa hukumnya wajib bagi seorang wanita akan mengajisesuatu yang dibutuhkan dari hukum-hukum haid, nifas dan istihadlat.Apabila suaminya pintar, maka wajib mengajar istrinya, dan apabilasuaminya tidak pintar, maka boleh, bahkan wajib bagi istrinya keluardari rumahnya untuk keperluan bertanya kepada ulama. Dan hukumnyaharam bagi suami yang melarang istrinya keluar dari rumahnya untukkeperluan itu, kecuali suaminya akan bertanya kepada ulama,kemudian mengajarkan hukum-hukum itu kepada istrinya.” (HasyiyahAl-Bajuri: 1/1134). Penggunaan bahasa Indonesia dan tulisan latin ini dimaksudkan untukmensosialisasikan keputusan Konfrensi Ulama Rifa’iyah Nomor: V Syawal 1371,di Donorejo Limpung Batang Jateng, yang membolehkan penulisan kitab-kitabTarajumah dengan bahasa Indonesia dan tulisan latin, asalkan untukmemahami kitab tersebut secara mudah dan benar, sebagaimana yangdituturkan Syaikh Ahmad Rifa’ie dalam bait-bait kitab karangannya yaitu:
* يننأاسونم عإ هيبك ايرس اروتوتف هسكم ومنت عك ودوبملاد
􀇯امكأ مهف عكعرب ا يركس عكس* ينتأ عن عكس هيبك وكيعووعرش 􀇯وكف HOME l PONDOK PESANTREN l MAJALAH PENYEJUK HATI l FORUM TANYA JAWAB
DOWNLOAD l INFAQ l KONTAK
wwwwwwww... rrriiibbbaaattthhhnnnuuurrruuulllhhhiiidddaaayyyaaahhh...ooorrrggg
wwwwwwww... rrriiibbbaaattthhhnnnuuurrruuulllhhhiiidddaaayyyaaahhh...oorrrggg
رسالة المحيض
Problematika Darah Wanita
5
.( : 492 􀇮 الثا 􀆑 (أبين الحوائج المج
“Berkhutbahlah kamu kepada sekalian manusia
Yang kemungkinan masih bodoh dalam bidang agama
Dari cara apa yang sekiranya hati mereka faham
Dari tuntunan syariat Islam.”
(Abyanal Hawaij: 11/25/492).
Sebenarnya tulisan seperti itu pernah pertama dirintis oleh Bapak Kiai
Ahmad Nasihun Pekalongan tahun 1972 dan KH. Hakamudin Halali Cirebon
Jawa Barat tahun 1998 yaitu kitab yang berjudul Alluma’., yang
membicarakan shalat Jum’at, dan ulama lainnya, karena mereka melihat
perkembangan masa kini sudah banyak al-Qur’an dan Hadits yang
diterjemahkan dengan berbagai bahasa dan tulisan. Oleh karena itu kami
memberanikan diri menyusun kitab menggunakan bahasa Indonesia dan tulisan
latin, seperti yang sekarang ini.
Akhirul Kalam, harapan penulis atas kitab ini dapatlah bermanfaat bagi
setiap teman-teman yang hajat membaca dan memahami, manfaat dunia dan
manfaat di akhirat nanti. Dan dijadikanlah kitab ini sebagai amal Jariyah yang
pahalanya akan senantiasa mengalir sepanjang masa. Dan akhirnya kami
memohon ampun dan pertolongan kepada Allah Yang Maha Pengayang lagi
Maha Pengampun. Kepada Allah Rabbul Izzati Wal Jabarut jualah, penulis
berserah dan bertawakal.
هدانى الله وإياآم , وصلى الله على سيدنا محمد وعلى أله
وأصحابه أجمعين والحمد لله رب العالمين ,أ مين .
فكالوعن : 1428 ه/ 2007 م
HOME l PONDOK PESANTREN l MAJALAH PENYEJUK HATI l FORUM TANYA JAWAB
DOWNLOAD l INFAQ l KONTAK
www. ribathnurulhidayah.org
www. ribathnurulhidayah.org
رسالة المحيض
Problematika Darah Wanita
6
Daftar Isi
Sambutan
Penerbit . ...........................................................
Faidatun . . ..........................................................
Kata Pengantar . . .................................................
Daftar Isi . . .........................................................
MASALAH DARAH HAID . . ........................................
Definisi Haid . . .............................................
Dasar Hukum Haid . . ......................................
Nama-nama Haid . . .......................................
Binatang Yang Haid . . ....................................
Tanda-Tanda Permulaan Balig Bagi Wanita . . ........
Tanda-Tanda Permulaan Balig Bagi Lelaki . . .........
Permulaan Haid Bagi Wanita . . .........................
Suatu Contoh . . ............................................
Lamanya Waktu Haid dan Lamanya . . .................
Masalah-Masalah . . ........................................
Ketahuilah . . ...............................................
MASALAH DARAH NIFAS . . ......................................
Definisi Nifas . . ...........................................
HOME l PONDOK PESANTREN l MAJALAH PENYEJUK HATI l FORUM TANYA JAWAB
DOWNLOAD l INFAQ l KONTAK
www. ribathnurulhidayah.org
www. ribathnurulhidayah.org
رسالة المحيض
Problematika Darah Wanita
7
Dasar Hukum Nifas . . .....................................
Lamanya Nifas dan Sucinya . . ...........................
Masalah-masalah . . .......................................
Contoh-Contoh . . ..........................................
Peringatan . . ...............................................
Aneka Macam Darah . . ...................................
Sifat-Sifat Darah . . ........................................
Contoh-Contoh . . ..........................................
Peringatan! . . ..............................................
MASALAH ISTIHADLAT
Definisi Istihadlat . . .......................................
Dasar Hukum Istihadlat . . ................................
Istihadlat Ada Tujuh Macam . . ..........................
Mubtadi’at Mumayyizat . . ...............................
Contoh-Contoh . . ..........................................
Mubtadi’at Ghairu Mumayyizat . . ......................
Contoh-Contoh . . ..........................................
Mu’taadat Mumayyizat . . ................................
Suatu Contoh . . ............................................
Peringatan! . . ..............................................
Mu’taadat Ghairu Mumayyizat Dzakirat Li ‘Adaatiha Qadran wa
Waq tan . . ..................................................
Contoh-Contoh . . ..........................................
HOME l PONDOK PESANTREN l MAJALAH PENYEJUK HATI l FORUM TANYA JAWAB
DOWNLOAD l INFAQ l KONTAK
www. ribathnurulhidayah.org
www. ribathnurulhidayah.org
رسالة المحيض
Problematika Darah Wanita
8
Mu’taadat Ghairu Mumayyizat Naasiyat Li ‘Adaatiha Qadran wa
Waqtan . . ...................................................
Mu’taadat Ghairu Mumayyizat Dzakirat Lil Qadri Duunal Waqti....
Suatu Contoh . . ...................................................
Mu’taadat Ghairu Mumayyizat Dzakirat Lil Waqti Duunal Qadri
.... Suatu Contoh . ..............................................
Peringatan! . . .....................................................
Suatu Faida . . .....................................................
Kaifiyat Shalat Mustahadlat dan Beser . .......................
Suatu Masalah . . ..................................................
Peringatan! . . .....................................................
Perkara Yang Diharamkan Bagi Orang Haid dan Nifas . .....
Suatu Faidah . .....................................................
Peringatan! . . .....................................................
Masalah Datang dan Hilangnya Mani’ . ........................
Contoh-Contoh . . .................................................
Perkara Yang Menyebabkan Kewajiban Mandi . ..............
Beberapa Masalah Penting . .....................................
Fardlu-Fardlunya Mandi . . .......................................
Syarat-Syarat Sah Wudlu dan Mandi . . ........................
MASALAH KEHAMILAN . ........................................................
Masa Kehamilan . ......................................................
HOME l PONDOK PESANTREN l MAJALAH PENYEJUK HATI l FORUM TANYA JAWAB
DOWNLOAD l INFAQ l KONTAK
www. ribathnurulhidayah.org
www. ribathnurulhidayah.org
رسالة المحيض
Problematika Darah Wanita
9
MASALAH KELAHIRAN . ........................................................
Cara Ingin Mempunyai Anak Lelaki . .................................
Masalah . .................................................................
Cara-Cara Melahirkan Anak . . ........................................
MASALAH ‘IDDAT . ..............................................................
Definisi Iddat . ...........................................................
Hikmahnya Iddat . ......................................................
Peringatan! . .............................................................
IKHTITAAM . .....................................................................
KATA PENUTUP . . ...............................................................
asa
HOME l PONDOK PESANTREN l MAJALAH PENYEJUK HATI l FORUM TANYA JAWAB
DOWNLOAD l INFAQ l KONTAK
www. ribathnurulhidayah.org
www. ribathnurulhidayah.org
رسالة المحيض
Problematika Darah Wanita
10
الحيض 􀆶 مسئ
MASALAH DARAH HAIDL
Definisi Haid
Haid menurut bahasa artinya ialah mengalir. Adapun menurut istilah
Syara’, yang dinamakan haid ialah darah yang kebiasaan keluar dari farji
(kemaluan) seorang wanita yang telah berusia sembilan tahun, bukan karena
melahirkan, dalam keadaan sehat dan warnanya merah semu hitam
menghanguskan (Fathul Qarib:10).
Dasar Hukum Haid
Adapun dasar hukum Haid adalah firman Allah Subhanahu wa Ta‘ala
dalam Alqur’an sebagai berikut:
ساء فى 􀆻 سئلونك عن المحيض قل هو اذ ى فاعتزلوا ال 􀇗 و
المحيض ولا تفربوهن حتى يطهرن فإذ ا طهرن فأتوهن من
حيث أمركم الله أن الله يحب التوابين ويحب
المتطهرين ( البقرة :
.(222
“Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah:
“Haid itu adalah kotoran.” Oleh karena itu hendaklah kamu
menjauhkan diri dari wanita di waktu haid, dan janganlah kamu
mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci,
maka campurilah mereka itu di tempat yang di perintahkan Allah
kepada mu> Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat,
HOME l PONDOK PESANTREN l MAJALAH PENYEJUK HATI l FORUM TANYA JAWAB
DOWNLOAD l INFAQ l KONTAK
www. ribathnurulhidayah.org
www. ribathnurulhidayah.org
رسالة المحيض
Problematika Darah Wanita
11
dan menyukai orang-orang yang mensucikan.” (QS. Al-Baqarah: 222).
Dan hadist Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi wa Sallam Sebagai berikut:
بنات أدم .(رواه البخارى ومسلم عن 􀆠 أن هذاأمرا كتبه الله ع
عائشة ).
“Sesungguhnya haid ini yang telah menetapkan Allah atas anakanak
putri Nabi Adam As.” (HR. Bukhari dan Muslim dari ‘Aisyah Ra.).
Nama-Nama Haid
Penyebutan nama haid menurut ulama Fuqaha terdapat 15 nama adalah
sebagai berikut:
- -1 حيض 2 - محيض 3 - محاض 4 - طمث 5 - إكبار 6
اك 8 - فراك 9 - اذى 10 - ضحك 􀆚 طمس 7 -
- - 11 درس 12 - دراس 13 - نفاس 14 - قرء 15
إعصار .
Binatang Yang Mengalami Haid
Adapun hayawan atau binatang yang mengalami haid adalah delapan
macam, yaitu sebagai berikut:
1. Orang wanita
2. Binatang kelawar
HOME l PONDOK PESANTREN l MAJALAH PENYEJUK HATI l FORUM TANYA JAWAB
DOWNLOAD l INFAQ l KONTAK
www. ribathnurulhidayah.org
www. ribathnurulhidayah.org
رسالة المحيض
Problematika Darah Wanita
12
3. Binatang dlabu’ atau kera
4. Binatang kelinci (Jawa: mermut)
5. Binatang unta
6. Binatang cecak
7. Binatang kuda
8. Binatang anjing.
Akan tetapi selain orang wanita, binatang-binatang tersebut haidnya
tidak tertentu (Bujairami ala Al Khatib: 1/300).
Tanda-Tanda Balig Bagi Wanita
Tanda-tanda balig bagi seorang anak wanita terdapat lima macam.
Apabila salah satu dari lima perkara terdapat padanya, maka dihukumi sudah
balig, ialah sebagai berikut:
1. Sudah sampai umur 15 tahun Qamariyah (penanggalan bulan).
2. Keluar air mani dari kemaluan setelah umur 9 tahun Qamariyah.
3. Keluar darah Haid setelah umur 9 tahun Qamariyah Taqriban, ya-itu kirakira
atau kurang sedikit dari 15 hari, walaupun hanya sebentar (Kasyifatu
al Syaja: 16).
4. Keluar bulu kemaluan setelah umur 9 tahun Qamariyah (Tabyinal Ishlah:
157).
5. Dan kedua buah dadanya sudah menonjol ke depan secara jelas (Bidayatul
Ummat: )
Tanda-Tanda Balig Bagi Lelaki
Adapun tanda-tanda balig bagi seorang anak lelaki sebanyak empat
perkara. Apabila didapati pada seorang anak lelaki salah satu dari empat
perkara, maka anak tersebut dihukumi sudah berumur balig, yaitu sebagai
berikut:
1. Sudah sampai umum 15 tahun Qamariyah (penanggalan bulan).
HOME l PONDOK PESANTREN l MAJALAH PENYEJUK HATI l FORUM TANYA JAWAB
DOWNLOAD l INFAQ l KONTAK
www. ribathnurulhidayah.org
www. ribathnurulhidayah.org
رسالة المحيض
Problematika Darah Wanita
13
2. Keluar air mani dari kemaluan setelah umur 9 tahun Qamariyah.
3. Keluar bulu kemaluan setelah umur 9 tahun Qamariyah.
(Tabyinal Ishlah: 157).
Permulaan Haid Bagi Wanita
Usia paling muda waktu keluar darah haid bagi seorang anak wanita,
ialah berumur 9 tahun Qamariyah Taqriban (kira-kira). Adapun pengertian
taqriban atau kira-kira ialah, apabila seorang anak wanita yang cukup umur 9
tahun kurang 16 hari dan malamnya ke atas (waktu yang cukup digunakan
paling sedikitnya haid dan paling sedikitnya suci), mengeluarkan darah, maka
tidak dihukumi haid, tetapi dihukumi darah istihadlah atau darah rusak
(Fathul Qarib pada Hamisy Al Bajuri:1/112 dan Abyanal Hawaij: 11/268)
Adapun pada waktu mengeluarkan darah seorang wanita, sudah
berusia 9 tahun kurang dibawahnya 16 hari dan malam (waktu yang tidak
cukup untuk paling sedikitnya haid serta paling sedikitnya suci) maka
dihukumi darah haid.
Apabila seorang wanita mengeluarkan darah beberapa hari yang
sebagian sebelum waktunya bisa haid, dan yang sebagian lagi setelah
waktunya bisa haid, maka darah yang pertama dihukumi darah istiha-dlah,
dan darah yang akhir dihukumi darah haid.
Suatu Contoh
Sorang anak wanita cukupnya umur 9 tahun masih kurang 20 hari dan
malam, lalu ia mengeluarkan darah lagi lamanya 10 hari dan malam, maka
darah yang pertama selama 4 hari dan malam lebih sedi-kit, dihukumi darah
istihadlah, karena kurangnya dari cukup umur 9 tahun masih cukup untuk haid
serta suci.
Adapun darah yang tertinggal, yang lamanya 6 hari dan malam, kurang
sedikit, dihukumi darah haid, karena kurangnya dari cukup u-mur 9 tahun
sudah tidak cukup untuk haid serta suci (Hasyiyah al-Jamal ala Syarhi al-
Minhaj: 1/236).
HOME l PONDOK PESANTREN l MAJALAH PENYEJUK HATI l FORUM TANYA JAWAB
DOWNLOAD l INFAQ l KONTAK
www. ribathnurulhidayah.org
www. ribathnurulhidayah.org
رسالة المحيض
Problematika Darah Wanita
14
Lamanya Waktu Haid dan Sucinya
Seorang wanita mengeluarkan darah yang dihukumi haid adalah
sekurang-kurangnya masa sehari semalam atau 24 jam, baik selama 24 jam itu
darah keluar terus menerus, atau terputus-putus selama 15 hari dan malam.
Yakni suatu tempo keluar darah di tempo lain putus darah, yang seandainya
mengeluarkan darahnya itu terjumlah cukup 24 jam, hal ini dihukumi darah
haid, asalkan semuanya itu masih didalam 15 hari dan malam.
Sehingga, apabila darah yang keluar jumlahnya tidak cukup 24 jam,
tidaklah dihukumi darah haid, melainkan dihukumi darah istiha-dlat (Minhaju
al-Qawim: 29 dan Abyanal Hawaij: 11/268).
Bahwa yang dimaksud dengan bil ittishal atau terus menerus yaitu
seumpama kapuk kapas dimasukkan ke dalam kemaluan wanita, masih adanya
darah itu, masih dihukumi mengeluarkan darah, sekalipun darah tidak sampai
ke luar ke tempat yang wajib dibasuh ketika istinja’ (ber-suci). Hasyiyah Al
Turmusi ala al Minhaju al-Qawim: 1/538).
Adapun sebanyak-banyaknya seorang wanita mengeluarkan darah haid
adalah 15 hari dan 15 malam.
Pada kebiasaanya, mengeluarkan darah haid selama 6 atau 7 hari dan
malam. Semuanya ini berdasarkan hasil penelitian Imam Syafi’i Ra kepada
wanita Arab di Timut Tengah. Adapun paling lamanya seorang wanita
mengeluarkan darah haid adalah 15 hari dan malam (Al Minhaju al-Qawim:
29).
Dan sekurang-kurangnya suci yang memisahkan antara satu haid dengan
haid yang lain ialah 15 hari dan 15 malam. Adapaun sebanyak-banyaknya suci
tidak ada batasnya, bahkan kadang sudah tidak keluar darah haid lagi, karena
usia atau keadaan. Dan pada kebiasaannya suci tersebut meliha kepada
kebiasaannya haid. Apabila haidnya enam hari, maka sucinya adalah 24 hari,
dan apabila haidnya itu tujuh hari, maka sucinya adalah 23 hari (Qutu al-
Habib: 44).
Masalah-Masalah
Darah yang keluar dari kemaluan seorang wanita yang sedang ha-mil
adalah termasuk darah haid, apabila lamanya sehari semalam serta tidak lebih
dari 15 hari dan malamnya, dan mengeluarkan darah tersebut sebelum
melahirkan anak (Fathul Wahhab: 1/27).
Seorang wanita ketika mengeluarkan darah haid dengan terputus putus,
semuanya dihukumi haid, baik ketika mengeluarkan darah atau ketika putus
yang ada sela-selanya itu.
HOME l PONDOK PESANTREN l MAJALAH PENYEJUK HATI l FORUM TANYA JAWAB
DOWNLOAD l INFAQ l KONTAK
www. ribathnurulhidayah.org
www. ribathnurulhidayah.org
رسالة المحيض
Problematika Darah Wanita
15
Ketahuilah!
Seorang wanita, sama saja Mubtadi’at (baru sekali mengeluarkan
darah) atau Mu’tadat (yang sudah pernah haid dan suci), dihukumi haid
(haram melaksanakan perkara yang diharamkan kepada orang yang haid),
sebab hanya mengeluarkan darah). Kemudian kalau darah terse-but ternyata
putus sebelum cukup sehari semalam, maka hukumnya bukan darah haid,
sehingga ia diwajibkan mengqadla shalat yang di tinggalkan selama
mengeluarkan darah tersebut. Dan apabila darah itu sampai cukup sehari
semalam, maka tentunya dihukumi darah haid (Hasyiyah Al Syarqawi ‘ala al-
Tahrir: 1/152)
HOME l PONDOK PESANTREN l MAJALAH PENYEJUK HATI l FORUM TANYA JAWAB
DOWNLOAD l INFAQ l KONTAK
www. ribathnurulhidayah.org
www. ribathnurulhidayah.org
رسالة المحيض
Problematika Darah Wanita
16
مسئلة النفاس
MASALAH DARAH NIFAS
Definisi Nifas
Bahwa Nifas menurut bahasa berarti melahirkan. Adapun menu-rut
istilah Syara’, Nifas ialah darah yang keluar dari kemaluan seorang wanita
setelah melahirkan (wiladah), dan sebelum melampui 15 hari dan malam dari
lahirnya anak. Permulaan nifas itu dimulai dari keluarnya darah, bukan dari
keluarnya anak.
Darah yang keluar bersama bayi atau sebelum melahirkannya, tidak
dihukumi darah nifas, tetapi termasuk darah istihadlat atau darah rusak
(darah penyakit). (Fathul Qarib: 109, Bughiyatul Mustarsyidin: 22).
Dasar Hukum Nifas
Masa kebiasaan seorang wanita atas keluarnya darah nifas adalah 40
hari, sebagaimana yang diriwayatkan dari Ummu Salamah, dimana ia berkata:
آانت النفساء على عهد رسول الله صلى الله عليه وسلم تقعدبعد
نفاسها أربعين يوما او أربعين ليلة (رواه أبو داود والترمذى ).
“Pada masa Rasulullah Saw. Para wanita yang sedang
menjalani masa nifas menahan diri selama empat puluh hari atau
empat puluh malam.” (HR. Abu Da-wud dan Tirmidzi).
Para ulama dari kalangan sahabat Rasulullah Saw. dan para tabi’in
telah menempuh kesepakatan, bahwa wanita-wanita yang sedang men-jalani
masa nifas harus meninggalkan shalat selama empat puluh hari. Apabila telah
suci sebelum masa tersebut, maka hendaklah mandi dan mengerjakan shalat,
demikian dikatakan oleh Imam Tirmidzi.
HOME l PONDOK PESANTREN l MAJALAH PENYEJUK HATI l FORUM TANYA JAWAB
DOWNLOAD l INFAQ l KONTAK
www. ribathnurulhidayah.org
www. ribathnurulhidayah.org
رسالة المحيض
Problematika Darah Wanita
17
Lamanya Nifas dan Sucinya
Sekurang-kurangnya seorang wanita keluar darah nifas adalah satu
tetesan, kebiasaannya Nifas 40 hari dan malam, sedang sebanyak-banyaknya
nifas, selama 60 hari dan malam. Semuanya ini juga dengan dasar hasil
penelitian Imam Syafi’i Ra. Kepa-da wanita Arab di Timur Tengah (Hasyiyah
Al-Bajuri: 1/111 dan Abyanal Hawaij: 11/268).
Paling lama nifas 60 hari tersebut, di hitung mulai dari keluarnya bayi.
Adapun yang dihukumi darah nifas itu mulai dari keluarnya darah. Sehingga,
seumpama seorang wanita melahirkan anak pada tanggal1 kemudian ketika
mengeluarkan darah mulai tanggal 5 itu penuh 60 hari dan malamnya, dimulai
tanggal 5, dan yang dihukumi darah nifas adalah mulai tanggal 5. Adapun
waktu antara lahirnya bayi dengan keluarnya darah, dihukumi suci. Oleh
karena itu ia tetap kewajiban shalat dan kewajiban kewajiban yang lain.
Masalah-Masalah
Batas antara lahirnya bayi dengan keluarnya darah nifas seorang
wanita, paling lama 15 hari. Apabila jarak antara keduanya lebih dari 15 hari,
maka tidak dihukumi darah nifas, tetapi dihukumi darah haid.
Apabila seorang wanita setelah melahirkan anak kemudian mengeluarkan
darah dengan terputus-putus (setelah putus lalu keluar lagi), yang
masih dalam 60 hari dan terputus-putusnya darah tidak sampai 15 hari, maka
semua darah yang dikeluarkan maupun putus-putus yang ada sela-selanya,
darah tersebut dihukumi darah nifas (Hasyiyah Sulai-man al-Jamal ‘ala Syarhi
al-Minhaj: 1/227).
Contoh-Contoh:
Seorang wanita melahirkan anak, kemudian langsung mengeluar-kan
darah selama 15 hari, lalu putus selama 14 hari, lalu keluar darah lagi selama
10 hari, maka darah yang keluar serta putus di sela-selanya itu dihukumi nifas.
Dan ia pada waktu berhenti tersebut diwajibkan mandi, shalat dan lain
sebagainya seperti halnya orang yang suci, wala-upun akhirnya ternyata
semuanya itu tidak sah, karena sebenarnya masih ada di dalam nifas. Darah
yang kedua (darah keluar setelah berhenti) itu, mulai keluar darah setelah
tenggang 60 hari dari lahirnya anak, maka darah yang pertama (darah sebelum
berhenti) dihukumi da-rah nifas, darah kedua dihukumi darah haid dan
berhentinya dihukumi keadaan suci.
Seorang wanita melahirkan anak, kemudian mengeluarkan darah
selama 59 hari, lalu berhenti selama dua hari, kemudian mengeluarkan darah
HOME l PONDOK PESANTREN l MAJALAH PENYEJUK HATI l FORUM TANYA JAWAB
DOWNLOAD l INFAQ l KONTAK
www. ribathnurulhidayah.org
www. ribathnurulhidayah.org
رسالة المحيض
Problematika Darah Wanita
18
lagi selama tiga hari, maka darah yang pertama dihukumi nifas, darah yang
kedua dihukumi haid dan berhentinya dihukumi suci yang memisah antara haid
dan nifas.
Dan seumpama darah yang kedua masih ada di dalamnya 60 hari, tetapi
berhentinya selama 15 hari, maka darah yang pertama juga dihu-kumi nifas,
darah yang kedua dihukumi haid dan berhentinya juga di hukumi suci.
Contohnya: Seorang wanita melahirkan anak, kemudian mengelu-arkan
darah selama 10 hari, lalu berhenti selama 16 hari, kemudian mengeluarkan
darah lagi, selama 4 hari, maka darah yang pertama dihukumi nifas, darah
yang kedua. dihukumi haid dan berhentinya dihukumi suci yang memisah
antara haid dan nifas.
Peringatan!
Keadaan suci yang memisahkan antara haid dengan nifas, atau
memisahkan antara nifas dengan nifas itu, tidak disyaratkan harus ada 15 hari
15 malam, melainkan bisa saja hanya sehari atau bahkan kurang dari satu
hari. Berbeda dengan keadaan suci yang memisah antara haid dengan haid.
Contoh keadaan waktu suci yang memisahkan antara haid dengan nifas
ialah:
1. Seorang wanita hamil mengeluarkan darah 5 hari, kemudian berhenti
sehari, lalu ia melahirkan anak, kemudian mengeluarkan darah selama 40
hari, maka darah yang sebelum melahirkan dihukumi haid, dan darah yang
sesudah melahirkan dihukumi nifas. Jadi waktu suci yang memisahkan
antara haid dan nifas hanya sehari.
2. Seorang wanita melahirkan anak, kemudian mengeluarkan darah selama 60
hari, kemudian berhenti sehari, lalu keluar darah lagi selama 10 hari, maka
darah yang sebelum berhenti dihukumi nifas, dan darah keluar yang
setelah berhenti dihukumi haid. Jadi waktunya suci yang memisahkannya
hanya sehari.
3. Waktu keadaan suci yang memisahkan antara nifas dengan nifas: Se-orang
wanita melahirkan anak, kemudian disetubuhi oleh suaminya masih dalam
keadaan nifas, dan akhirnya wanita itu hamil lagi, lalu setelah selesainya
nifas cukup 60 hari, darahnya berhenti selama sehari, lalu ia melahirkan
berupa segumpal darah, kemudian nifas lagi, maka berhenti yang lamanya
sehari itu dihukumi suci, yang memisahkan antara nifas dengan nifas
(Minhaju al-Qawim dengan Hasyiyah Sulaiman Kurdi :1/131, Syarhu al-
Mihaj serta Hasyiyah Sulaiman al-Jamal: 1/227).
HOME l PONDOK PESANTREN l MAJALAH PENYEJUK HATI l FORUM TANYA JAWAB
DOWNLOAD l INFAQ l KONTAK
www. ribathnurulhidayah.org
www. ribathnurulhidayah.org
رسالة المحيض
Problematika Darah Wanita
19
Aneka Macam Darah
Faidah untuk mengetahui hukum-hukum istihadlat yang akan
dibicarakan, maka harus lebih dahulu mengetahui, bahwa darah itu ada yang
kuat (warnanya tua) dan ada yang lemah (warnanya muda). Untuk mengetahui
perbedaan antara darah yang kuat dengan darah yang le-mah, harus
mengetahui warna-warnanya, rupa-rupa dan sifat-sifatnya darah. Warnanya
sebanyak 5 macam ialah:
درة . 􀆆 1 .ا لسواد 2. الخمرة 3. الشقرة 4. الصفرة 5. ال
1. Darah hitam,
2. Darah merah,
3. Darah merah semu kuning,
4. Darah kuning,
5. Darah keruh.
Darah hitam lebih kuat dari pada darah merah, darah merah lebih kuat
dari pada darah merah semu kuning, darah merah semu kuning lebih kuat
dari pada darah kuning, darah kuning lebih kuat dari pada darah keruh (Fathul
Wahhab pada Hamisy Sulaiman al-Jamal: 1/247).
Sifat-Sifat Darah
Adapun sifat-sifat darah sebanyak empat macam ialah:
1. Darah kental dan bau busuk
2. Darah kental belaka
3. Darah bau busuk
4. Darah tidak kental dan tidak bau busuk.
Darah kental lebih kuat dari pada darah cair, darah berbau busuk lebih
kuat dari pada darah yang tidak berbau busuk, darah hitam kental lebih kuat
dari pada darah hitam tidak kental, dan darah kental berbau busuk lebih kuat
dari pada darah kental saja. atau berbau busuk saja (Fathul Wahhab pada
Hamisy Sulaiman al-Jamal: 1/247).
HOME l PONDOK PESANTREN l MAJALAH PENYEJUK HATI l FORUM TANYA JAWAB
DOWNLOAD l INFAQ l KONTAK
www. ribathnurulhidayah.org
www. ribathnurulhidayah.org
رسالة المحيض
Problematika Darah Wanita
20
Apabila seorang wanita mengeluarkan darah dua yang sama sifat-nya,
maka didahulukan darah yang keluar pertama, seperti darah hitam cair dan
merah kental, darah hitam kental dan merah kental berbau dan seperti darah
merah berbau busuk dan darah hitam tidak berbau busuk.
Dan apabila sebagian darah mempunyai sifat yang menyebabkan kuat,
dan sebagian lagi juga mempunyai sifat yang menyebabkan kuat, maka yang
dihukumi darah kuat ialah darah yang lebih banyak sifat-sifatnya yang
menyebabkan kuat.
Contoh-Contoh
Pertama, Darah hitam, kental dan berbau busuk lebih kuat dari pada
darah hitam, kental dan tidak berbau, dan lebih kuat dari pada darah hitam,
cair dan berbau busuk, dan lebih kuat dari pada darah merah, kental dan
berbau busuk, karena darah yang nomor pertama (hitam, kental dan berbau
busuk) adalah mempunyai sifat yang menye-babkan kuat jumlahnya ada tiga
yaitu (1) Rupa atau warna (2) Kental (3)Berbau.
Adapun darah yang kedua, ketiga dan keempat, hanyalah mempu-nyai
sifat yang menyebabkan kuat karena jumlahnya ada dua macam.
Kedua, Darah merah, kental dan berbau busuk adalah lebih kuat dari
pada darah hitam, cair dan tidak berbau busuk, lebih kuat dari pada merah,
kental dan tidak berbau busuk, lebih kuat dari pada darah merah, cair dan
berbau busuk, karena darah yang pertama (darah merah, kental dan berbau
busuk) itu mempunyai sifat yang menyebab-kan kuat jumlahnya, karena ada
dua macam.
Ketiga, Darah merah semu kuning, kental dan berbau busuk itu lebih
kuat dari pada darah merah, cair dan tidak berbau busuk. Lebih kuat dari
pada darah merah semu kuning, kental dan tidak berbau bu-suk, lebih kuat
dari pada darah merah semu kuning, cair dan berbau busuk, karena darah
yang pertama (darah merah semu kuning, kental dan berbau busuk itu
mempunyai sifat yang menyebabkan hitungannya berjumlah dua.
Adapun darah yang kedua, ketiga dan keempat hanya mempunyai sifat
yang menyebabkan kuat jumlahnya hanya satu.
Keempat, darah hitam, cair dan berbau busuk itu lebih kuat dari pada
darah merah, kental dan tidak berbau busuk, lebih kuat dari pada darah
merah, cair dan berbau busuk, karena darah yang pertama itu mempunyai
sifat yang menyebabkan kuat cacahnya dua. Adapun darah selanjutnya, hanya
mempunyai sifat yang menyebabkan kuat, jumlahnya satu.
HOME l PONDOK PESANTREN l MAJALAH PENYEJUK HATI l FORUM TANYA JAWAB
DOWNLOAD l INFAQ l KONTAK
www. ribathnurulhidayah.org
www. ribathnurulhidayah.org
رسالة المحيض
Problematika Darah Wanita
21
Kelima, Darah hitam, cair dan tidak berbau busuk itu lebih kuat dari
pada darah merah, cair dan tidak berbau, darah merah, kental dan tidak
berbau busuk, darah kuning, cair dan berbau busuk lebih kuat dari pada darah
kuninga, cair dan tidak berbau busuk, karena tiap-tiqap darah yang pertama
itu mempunyai satu sifat yang menyebabkan kuat. Adapun tiap-tiap darah
yang kedua, tidak mempunyai sifat yang menye-babkan kuat sama sekali.
Apabila cacahnya sifat yang menyebabkan kuat, yang dimiliki sebagian
darah yang lain, maka yang dihukumi kuat adalah darah yang pertama kali
keluarnya, seperti contoh di bawah ini:
Pertama, Darah merah, kental dan berbau busuk dengan darah hitam,
kental dan tidak berbau busuk, atau dengan darah hitam, cair dan berbau
busuk, maka yang dihukumi kuat adalah darah yang per-tama keluarnya,
karena sifat yang menyebabkan kuat yang dimiliki itu jumlahnya sama
keduanya.
Kedua, Darah merah, cair dan tidak berbau busuk, dengan darah merah
semu kuning, cair dan berbau busuk, maka yang dihukumi kuat ialah darah
yang lebih dulu keluarnya, karena sifat yang menyebabkan kuat yang dimiliki
itu sama dengan salah satunya.
Peringatan!
Bahwa yang dikehendaki berupa lemah, hanya berupa lemah saja, tidak
tercampur berupa kuat. Untuk itu apabila ada darah berupa lemah masih
tercampur berupa kuat, itu termasuk golongan darah yang berupa kuat.
Sebagai contoh: Darah merah terdapat garis-garis hitam itu di hukumi darah
hitam, dan darah merah semu kuning terdapat garis-garisnya merah, itu
dihukumi darah merah, demikian dan seterusnya (Tuhfah al-Muhtaj dengan
Hasyiyah al-Syarwani: 1/402).
HOME l PONDOK PESANTREN l MAJALAH PENYEJUK HATI l FORUM TANYA JAWAB
DOWNLOAD l INFAQ l KONTAK
www. ribathnurulhidayah.org
www. ribathnurulhidayah.org
رسالة المحيض
Problematika Darah Wanita
22
مسئلةالا ستحاضة
MASALAH ISTIHADLAT
Definisi Istihadlat
Istihadlat, menurut bahasa artinya mengalir. Adapun menurut istilah
Syara’, Istihadlat ialah darah yang keluar dari kemaluan seorang wanita pada
waktu selain waktunya haid dan nifas, dan bukan atas ja-lan sehat (Fathul
Qarib pada Hamisy Al-Bajuri: 1/109).
Seorang wanita yang mengeluarkan darah istihadlat dinamakan
Mustahadlat..
Dasar Hukum Istihadlat
Masalah istihadlat ini adalah berdasarkan Hadits Nabi Muhammad
Sallahu ‘Alaihi wa Sallam dari Ummu Salamah, yaitu:
عهد رسول الله 􀆠 عن أم سلمة أن إمرأة كانت تهراف الدم ع
الله عليه 􀆠 ا أم سلمة رسول الله ص 􀆟 الله عليه وسلم استفتت 􀆠 ص
والأ يام التى كانت 􀆕 وسلم فقا ل: لتنظر عدد الليا
افلتترك 􀇈 االذى أصا 􀆱 تحيض من الشهر قبل أن يصي
الصلاة قدر ذلك من الشهر فإذا خلفت ذلك فلتغتسل ثم
ستثفر بالثوب ثم لتصل . (رواه أبوداود 􀆼 ل
ساء ). 􀆻 وال
“Bahwa ia pernah meminta fatwa kepada Rasulullah Salla-llahu
Alaihi wa Sallam mengenai seorang wanita yang selalu menge-luarkan
HOME l PONDOK PESANTREN l MAJALAH PENYEJUK HATI l FORUM TANYA JAWAB
DOWNLOAD l INFAQ l KONTAK
www. ribathnurulhidayah.org
www. ribathnurulhidayah.org
رسالة المحيض
Problematika Darah Wanita
23
darah. Maka Rasulullah bersabda: Hitunglah berdasarkan bilangan hari
dan malam dari masa haid pada setiap bulan berlangsungnya, sebelum
ia terkena serangan darah penyakit yang menimpanya itu. Maka
tinggalkanlah shalat sebanyak bilangan haid yang biasa dijalani setiap
bulan. Apabila ternyata melewati dari batas yang berlaku, maka
hendaklah ia mandi, lalu memakai cawat (pembalut) dan mengerjakan
shalat.” (HR.Abu Dawud dan An-Nasai dengan isnad hasan).
Mustahadlat Ada Tujuh Macam
Menurut Syaikh Ibrahim Al Bajuri dalam kitab karangannya, Al Bajuri
menerangkan, bahwa mustahadlat, yakni orang yang menge-luarkan darah
istihadlat terdapat tujuh macam ialah:
مبتدأ ة مميزة
1. Mubtadi’at Mumayyizat
Pertama, Mubtadi’at Mumayyizat: yaitu seorang wanita yang baru saja
mengeluarkan darah haid pertama dan ia mampu membeda-beda kan darah
yang dikeluarkan diantara darah kuat (tua) dengan darah le-mah(muda).
Adapun darah yang lemah dinamakan istihadlat dan darah yang kuat
dinamakan haid. Apakah darah yang kuat itu keluar lebih dulu, atau terakhir
atau di tengah, selama tidak silih berganti.
Mubtadi’at Mumayyizat dapat dihukumi seperti di atas, apabila
menepati syarat-syarat empat perkara sebagai berikut:
1. Darah kuat tidak lebih dari masa sehari semalam.
2. Darah kuat tidak lebih dari 15 hari dan 15 malam.
3. Darah yang lemah tidak kurang dari 15 hari dan 15 malam.
4. Antara darah kuat dengan darah lemah harus tidak silih berganti.
Apabila syarat empat perkara tersebut tidak cukup, maka ia terma suk
golongan Mubtadi’at Ghairu Mumayizat, sebagaimana yang akan diterangkan.
Bagi Mubtadi’at Mumayyizat pada bulan pertama dalam melaksa-nakan
mandi harus menunggu penuhnya 15 hari dan 15 malam. Dan ia kewajiban
mengqadla shalat yang ditinggalkan, selama mengeluarkan darah lemah. Pada
bulan kedua dan seterusnya, ia dalam melaksanakan mandi sewaktu-waktu
HOME l PONDOK PESANTREN l MAJALAH PENYEJUK HATI l FORUM TANYA JAWAB
DOWNLOAD l INFAQ l KONTAK
www. ribathnurulhidayah.org
www. ribathnurulhidayah.org
رسالة المحيض
Problematika Darah Wanita
24
darah kuat yang keluar sudah berganti dengan darah lemah. Pada bulan itu ia
tidak mempunyai hutang shalat.
Contoh-Contoh
1. Seorang wanita mengeluarkan darah kuat selama tiga hari, lalu
mengeluarkan darah lemah 27 hari, maka yang tiga hari pertama dihukumi
darah haid, dan yang 27 hari terakhir dihukumi darah istihadlat.
2. Seorang wanita mengeluarkan darah kuat tujuh hari, lalu menge-luarkan
darah lemah sembilan hari, maka tujuh hari yang pertama dihukumi darah
haid dan yang sembilan hari dihukumi darah istihadlat.
3. Seorang wanita mengeluarkan darah lemah selama 11 hari, lalu
mengeluarkan darah kuat 12 hari,maka 11 hari yang pertama di-hukumi
darah istihadlat, sedangkan 12 hari yang akhir dihukumi darah haid.
4. Seorang wanita mengeluarkan darah lemah selama lima hari, lalu
mengeluarkan darah kuat selama enam hari, kemudian keluar lagi darah
lemah selama 19 hari, maka darah lima hari yang pertama dihukumi darah
istihadlat, enam hari yang di tengah-tengah di hukumi darah haid dan 19
hari yang terakhir dihukumi darah istihadlat lagi (Syarah al-Tahrir dengan
Hasyiyah al-Syarqawi: 1/153, Hasyiyah Syarwani ala al-Tuhfah: 1/402).
مبتدأة غير مميزة
2. Mubtadi’at Ghairu Mumayyizat
Kedua, Mubtadi’at Ghairu Mumayyizat, yakni seorang anak wanita yang
baru haid pertama kali, dan tidak bisa membeda-bedakan darah yang
dikeluarkan antara darah kuat dengan darah lemah, atau ia mam-pu
membeda-bedakan darah yang dikeluarkan, tetapi tidak memenuhi syaratsyarat
Mubtadi’at Mumayyizat yang jumlahnya ada empat macam seperti
tersebut di atas.
Adapun hukumnya yang disebut haid hanya sehari semalam, dan masa
sucinya adalah 29 hari dan malam untuk setiap bulannya sekira ia ingat waktu
pertama mulai mengeluarkan darah. Namun apabila ia tidak ingat akan
permulaannya mengeluarkan darah, maka ia termasuk golongan Mustahadlat
Mutahayyirat (Mustahadlat yang kebingungan). Insya Allah hukumnya akan
diterangkan di atas (Hasyiyah Al-Bajuri: 1/110).
HOME l PONDOK PESANTREN l MAJALAH PENYEJUK HATI l FORUM TANYA JAWAB
DOWNLOAD l INFAQ l KONTAK
www. ribathnurulhidayah.org
www. ribathnurulhidayah.org
رسالة المحيض
Problematika Darah Wanita
25
Bagi seseorang Mubtadi’at Ghairu Mumayyizat ini untuk bulan pertama
dalam melaksanakan mandi, harus menunggu lengkapnya keluar darah 15
hari dan malam. Dan ia diwajibkan mengqadla shalat selama 14 hari dan
malamnya. Untuk bulan kedua dan seterusnya, di-dalam melaksanakan mandi,
ia tidak lagi perlu menunggu sampai leng-kapnya 15 hari dan malam, tetapi
apabila darah sudah cukup sehari semalam, maka ia sudah kewajiban mandi.
Pada bulan ini ia tidak mem-punyai hutang shalat (Hasyiyah al-Jamal ‘ala
Syarhi al-Minhaj:1/249).
Contoh-Contoh
Sebagai contoh-contoh dari masalah Mubtadi’at Ghairu Mumayyi-zat
antara lain adalah sebagai berikut:
1. Seorang wanita mengeluarkan darah selama satu bulan, yang semua sifatsifatnya
(kuat atau lemah) adalah sama, maka yang dihukumi darah haid
hanya masa sehari semalam yang pertama. Adapun seterusnya dihukumi
darah istihadlat.
2. Seorang wanita mengeluarkan darah selama empat bulan berturut turut,
yang semua sifat-sifatnya adalah sama, maka yang dihukumi darah haid
hanya empat hari dan malamnya, yaitu satu hari satu malam yang
pertama. Sehari semalam tanggal 1 bulan kedua (31 harinya), sehari
semalam tanggal 1 bulan ketiga (61 harinya), dan sehari semalam tanggal 1
bulan keempat (91 harinya). Adapun selain empat hari dan malamnya,
semuanya itu dihukumi darah istihadlat.
3. Seorang wanita mengeluarkan darah selama 16 hari, yang segala sifatnya
adalah sama, maka yang dihukumi darah haid hanyalah sehari semalam
yang pertama. Adapun hari seterusnya dinamakan darah istihadlat.
4. Seorang wanita mengeluarkan darah selama 25 hari. Yang 23 jam darah
kuat dan yang seterusnya darah lemah, maka yang dihukumi darah haid
hanya sehari semalam yang pertama. Adapun hari yang seterusnya
dinamakan darah istihadlat.
5. Seorang wanita mengeluarkan darah selama 25 hari. Yang 16 hari darah
kuat dan yang seterusnya darah lemah, maka yang dihukumi darah haid
hanyalah sehari semalam yang pertama. Sedangkan hari yang seterusnya
dihukumi darah istihadlat.
6. Seorang wanita mengeluarkan darah selama 25 hari. Yang enam hari darah
kuat, sedangkan yang 14 hari darah lemah, dan yang lima hari keluar darah
kuat lagi, maka yang dihukumi darah haid hanyalah sehari semalam yang
pertama. Adapun hari selanjutnya dinamakan darah istihadlat.
HOME l PONDOK PESANTREN l MAJALAH PENYEJUK HATI l FORUM TANYA JAWAB
DOWNLOAD l INFAQ l KONTAK
www. ribathnurulhidayah.org
www. ribathnurulhidayah.org
رسالة المحيض
Problematika Darah Wanita
26
7. Seorang wanita mengeluarkan darah selama 25 hari. Sehari semalam keluar
darah kuat dan sehari semalam keluar darah lemah, berselang seling
seperti itu hingga sampai akhir, maka yang dihukumi darah haid hanyalah
sehari semalam yang pertama. Sedang hari seterusnya dihukumi darah
istihadlat.
معتادة مميزة
3. Mu’taadat Mumayyizat
Ketiga, Mu’tadat Mumayyizat, yakni seorang wanita yang sudah pernah
haid dan pernah suci. Ia mampu membeda-bedakan darah yang dikeluarkan
pada antara darah kuat dengan darah lemah. Hukumnya sama dengan
Mubtadi’at Mumayyizat. Kecuali kalau antara lamanya ke-biasaan lamanya
haid dengan perbedaannya darah ada tenggang selama 15 hari dan malamnya
(waktu yang cukup untuk masa suci).
Suatu Contoh:
Pada kebiasaan wanita haid itu tiga hari, kemudian pada suatu bulan ia
mengeluarkan darah 21 hari. Yang 19 hari darah lemah, sedang yang dua hari
darah kuat, maka yang dihukumi darah haid lima hari. Tiga hari yang pertama,
karena disamakan dengan kebiasaannya, dua hari yang terakhir, karena
adanya perbedaan darah. Adapun 16 hari yang tengah-tengah, dihukumi darah
istihadlat.
Peringatan!
Bahwa semua syarat-syarat Mubtadi’at Mumayyizat yang jumlah-nya
empat perkara tersebut di atas merupakan syarat-syarat pula bagi Mu’tadat
Mumayyizat (Al Minhaj serta Hasyiyah al-Jamal: 1/252).
HOME l PONDOK PESANTREN l MAJALAH PENYEJUK HATI l FORUM TANYA JAWAB
DOWNLOAD l INFAQ l KONTAK
www. ribathnurulhidayah.org
www. ribathnurulhidayah.org
رسالة المحيض
Problematika Darah Wanita
27
اقدرا ووقتا 􀇉 معتادة غير مميز ة ذاكرة لعاد
4. Mu’taadat Ghairu Mumayyizat Dzaakirat Li ‘Adaatiha….
Keempat, Mu’tadat Ghairu Mumayyizat Dzaakirat Li’adatiha Qadran
wa Waqtan, yakni Seorang wanita yang sudah pernah haid dan pernah suci. Ia
tidak mampu membeda-bedakan darah yang dikeluarkan antara darah yang
kuat dengan darah yang lemah. Atau ia mampu membeda-bedakan darah yang
dikeluarkannya, tetapi tidak memenuhi syarat-syarat Mubtadi’at Mumayyizat
yang jumlahnya empat macam, yang juga menjadi syarat-syarat Mu’tadat
Mumayyizat. Dan ia ingat pada lamanya permulaan keluar darah haid yang
telah lalu.
Adapun hukumnya lama dan permulaan haid itu disamakan deng an
kebiasaannya. Kebiasaan yang dapat digunakan untuk pedoman itu, cukup
satu kali selama tidak berubah.
Contoh-Contoh
Seorang wanita pada bulan pertama haid lima hari mulai permulaannya
bulan, lalu suci selama 25 hari, kemudian ia mulai bulan yang kedua
istihadlat dengan mengeluarkan darah yang tidak bisa dibedakan antara darah
kuat dengan darah lemah, atau bisa dibeda-bedakan, tetapi tidak memenuhi
syarat empat perkara, maka yang dihukumi haid ialah lima hari pertama. Dan
yang dihukumi suci adalah 25 hari yang akhir untuk setiap bulannya seperti
bulan pertama.
Apabila kebiasaannya berubah, maka harus disyaratkan dua putaran
dengan urutan yang tetap serta teringat pada urutannya itu. Sebagai contoh
dikemukakan: Seorang wanita pada bulan kesatu haid tiga hari, bulan kedua
haid lima hari, bulan ketiga haidl tujuh hari, bulan keempat haid tiga hari,
bulan kelima haid lima hari, pada bulan keenam haid tujuh hari. Lalu mulai
bulan ketujuh ia istihadlat sampai beberapa bulan dengan mengeluarkan
darah yang semua sifatnya sama, atau yang dibeda-bedakan antara darah kuat
dengan darah lemah, tetapi tidak cukup syarat empat perkara, dan ia
teringat pada urutannya haid yang sudah lewat, maka bulan ketujuh yang
dihukumi darah haid adalah tiga hari. Bulan ke delapan yang dihukumi haid
lima hari, bulan ke sembilan yang dihukumi haid tujuh hari, bulan ke sepuluh
yang di hukumi haid tiga hari, bulan ke sebelas yang dihukumi haid hanya tiga
hari dan bulan ke duabelas yang dihukumi haid tujuh hari. Dan untuk bulanbulan
selanjutnya tinggal menyamakan seperti halnya urutan yang
sebagaimana tersebut di atas (Syarhu al-Tahrir serta Hasyiyah Al Syar-qawi:
1/155).
HOME l PONDOK PESANTREN l MAJALAH PENYEJUK HATI l FORUM TANYA JAWAB
DOWNLOAD l INFAQ l KONTAK
www. ribathnurulhidayah.org
www. ribathnurulhidayah.org
رسالة المحيض
Problematika Darah Wanita
28
Apabila urutannya tidak tetap serta teringat pada haid yang tepat
sebelum istihadlat, maka haidnya disamakan dengan bulan yang tepat
sebelum istihadlat. Contohnya: Seorang wanita, pada bulan ke satu haid tiga
hari, bulan kedua haid lima hari, bulan ketiga haid tujuh hari, bulan keempat
haid tujuh hari, bulan kelima haid tiga hari, bulan enam haid lima hari, lalu
mulai bulan ketujuh ia istihadlat sampai beberapa bulan dengan
mengeluarkan darah yang semua sifatnya adalah sama. Atau dapat dibedabedakan,
tetapi tidak memenuhi empat syarat di atas, serta ia teringat
lamanya haid yang tepat sebelum istihadlat, maka yang dihukumi haid selama
lima hari untuk setiap bulannya. Akan tetapi apabila tidak sampai dua kali
putaran serta teringat pada haid yang tepat sebelum istihadlat, maka haidnya
juga disamakan dengan bulan yang tepat sebelum istihadlat.
Contoh lain: Seorang wanita pada bulan kesatu haid tiga hari, bulan
kedua haid lima hari, bulan ketiga haid tujuh hari. Kemudian mulai bulan
keempat ia mengeluarkan darah istihadlat sampai beberapa bulan ke depan
dengan mengeluarkan darah yang semua sifatnya adalah sama. Atau dapat
dibeda-bedakan antara darah kuat dengan darah lemah, tetapi tidak
memenuhi syarat-syarat yang empat perkara, dan ia teringat lamanya haid
yang tepat sebelum istihadlat, maka yang dihukumi haid ialah tujuh hari
untuk tiap-tiap bulannya.
Apabila urutannya tetap, akan tetapi ia lupa sebenarnya bilangan
lamanya haid untuk setiap bulannya, maka ia kewajiban mandi pada setiap
akhir hitungan haid yang sudah lewat.
Contoh lagi: Seorang wanita pada bulan kesatu haid tujuh hari, bulan
kedua haid lima hari, bulan ketiga haid tiga hari, bulan ke empat haid tujuh
hari, bulan ke lima haid lima hari, bulan ke enam haid tiga hari. Kemudian
mulai bulan ke tujuh, ia istihadlat hingga beberapa bu-lan dengan
mengeluarkan darah yang semua sifatnya adalah sama, atau dapat dibedabedakan
antara darah kuat dengan darah lemah, tetapi tidak memenuhi
syarat-syarat empat macam, dan dia lupa akan benar-nya bilangan lamanya
haid untuk bulan pertama serta bulan-bulan se-terusnya, apakah benar yang
tiga hari atau lima hari, atau apakah yang tujuh hari, maka ia setiap bulannya
kewajiban mandi tiga kali, yaitu akhirnya hari yang ketiga, akhirnya hari yang
kelima dan akhirnya hari yang ketujuh. Ia pada waktu antara mandi pertama
dengan mandi paling akhir, kewajiban hati-hati, yakni kewajibkan shalat
fardlu dan kewajiban lainnya, seperti orang yang keadaan suci. Dan
diharamkan bersetubuh, membaca al-Qur’an dan lainnya seperti halnya
wanita yang sedang haid.
Manakala urutannya tidak tetap dan si wanita itu terlupa sebenar-nya
bilangan lamanya haid bulan yang tepat sebelun istihadlat, maka ia
diwajibkan mandi juga setiap akhir bilangan lamanya haid yang sudah lewat.
Contohnya:
HOME l PONDOK PESANTREN l MAJALAH PENYEJUK HATI l FORUM TANYA JAWAB
DOWNLOAD l INFAQ l KONTAK
www. ribathnurulhidayah.org
www. ribathnurulhidayah.org
رسالة المحيض
Problematika Darah Wanita
29
Seorang wanita pada bulan kesatu mengeluarkan darah haid tiga hari,
bulan kedua haid lima hari, bulan ketiga haid tujuh hari, bulan keempat haid
tujuh hari, bulan kelima haid tiga hari, bulan keenam haid lima hari, lalu
bulan ketujuh ia istihadlat hingga beberapa bulan dengan mengeluarkan darah
yang semua sifatnya adalah sama. Atau mampu memisah-misahkan antara
darah kuat dengan darah lemah, tetapi tidak mencukupi syarat empat macam
itu. Ia terlupa kebenaran lamanya haid bulan yang tepat sebelum ia istihadlat,
Apakah benar yang tiga hari, li-ma hari, apakah benar yang tujuh hari, maka
ia setiap bulan wajib akan mandi tiga kali. Yaitu akhir hari ketiga, akhir hari
kelima dan akhir hari ketujuh. Dan ia waktu diantara mandi pertama dengan
mandi terakhir adalah diwajibkan berhati-hati dengan segala perintah dan
segala larang an seperti tersebut di atas.
Apabila tidak sampai dua kali putaran, dan ia terlupa kebenar-annya
bilangan lamanya haid bulan yang tepat sebelum istihadlat, maka ia juga
diwajibkan mandi setiap akhir bilangan lamanya haid yang lewat. Contohnya:
Seorang wanita pada bulan kesatu haid tiga hari, bulan kedua haid lima
hari, bulan ketiga haid tujuh hari. Lalu mulai bulan keempat, ia istihadlat
sampai beberapa bulan dengan mengeluarkan darah yang semua sifatnya
adalah sama. Atau bisa dibeda-bedakan antara darah kuat dengan darah
lemah, tetapi tidak memenuhi syarat yang empat macam itu. Atau ia terlupa
kebenaran bilangan lamanya haid bulan yang tepat sebelum istihadlat, Apakah
benar yang tiga hari, lima hari atau yang tujuh hari. Maka iapun setiap
bulannya diwajibkan mandi tiga kali, yaitu akhir hari yang ketiga, dan akhir
hari yang kelima dan akhir hari yang ketujuh. Ia pada waktu antara mandi
pertama dengan mandi tera-khir, diwajibkan berhati-hati sebagaimana
tersebut di atas.
Bagi Mustahadlat Mu’tadat Ghairu Mumayyizat zakirat li’adatiha,
Qadran wa Waqtan itu untuk bulan pertama istihadlat, caranya mandi harus
menunggu lengkapnya keluar darah 15 hari dan malamnya. Ia di-wajibkan
mengqadla shalat yang ditinggalkan setelah lengkap kebiasa-annya haid.
Adapun untuk bulan kedua dan bulan-bulan seterusnya, didalam
melaksanakan mandi tidak perlu lagi menunggu lengkapnya 15 hari dan
malam. Tetapi sewaktu-waktu keluar darah sudah cukup kebiasaan haid, ia
sudah kewajiban mandi. Untuk bulan ini, ia tidak mempunyai hutang shalat.
اقدرا ووقتا 􀇉 معتادة غير مميزة ناسية لعاد
5. Mu’taadat Ghairu Mumayyizat Nasiyatat Li ‘Adaatiha…
Kelima, Mu’tadat Ghairu Mumayyizat Nasiyat li’adatiha qadran wa
Waqtan, Yakni: Seorang wanita yang sudah pernah haid dan pernah suci, ia
HOME l PONDOK PESANTREN l MAJALAH PENYEJUK HATI l FORUM TANYA JAWAB
DOWNLOAD l INFAQ l KONTAK
www. ribathnurulhidayah.org
www. ribathnurulhidayah.org
رسالة المحيض
Problematika Darah Wanita
30
tidak dapat membeda-bedakan darah yang dikeluarkan antara darah kuat
dengan darah lemah. Atau dapat membeda-bedakan darah yang dikeluarkan,
tetapi ia tidak mencukupi syarat-syarat Mubtadi’at Mumayyizat sebangak
empat perkara, yang juga menjadi syarat Mu’tadat Mumayyizat, dan ia
terlupa lamanya dan permulaannya keluar darah haid yang telah lewat.
Orang wanita yang seperti itu, menurut istilah ulama Fiqih dina-makan
Muhayyarat (orang wanita istihadlat yang kebingungan). Adapun hukumnya, ia
senantiasa kewajiban berhati-hati. Yaitu senantiasa diha-ramkan bersetubuh,
membaca al-Qur’an diluar shalat dan lain-lainnya, seperti orang yang haid.
selalu diwajibkan shalat dan puasa Ramadlan seperti orang yang dalam
keadaan suci. Apabila ia sama sekali tidak teringat waktu berhentinya darah
haid yang telah lewat, maka ia diwa-jibkan mandi setelah masuk waktu untuk
setiap mengerjakan shalat fardlu.
Akan tetapi, apabila ia teringat waktu berhenti, upamanya waktu
terbenamnya matahari, maka ia diwajibkan mandi hanya setiap waktu
terbenamnya matahari. Dan untuk waktu-waktu shalat yang lain cukup wudlu
saja. Adapun caranya puasa Ramadlan, ia harus melaksanakan puasa satu
bulan terus menerus, karena menyerupai sebenarnya mulai haid tanggal 1
siang, lalu haid 15 hari dan malam. Jadi berhenti haid tanggal 16 siang. Dan
menyerupai sebenarnya mulai haid tanggal 2 siang dan berhentinya tanggal 17
siang. Dan menyerupai pula sebenarnya mulai haid tanggal 3 siang dan
berhentinya pada tanggal 8 siang. Demikian seterusnya. Jadi setiap tanggal
satu bulannya (30 hari) yang dapat dipastikan sah terdapat 14 hari.
Jadi puasa dua bulan, apabila umurnya Ramadlan 30 hari, yang mesti
sah ada 28 hari dan apabila umurnya Ramadlan hanya 29 hari, maka yang sah
adalah 27 hari.
Selanjutnya ia masih mempunyai hutang puasa dua hari. Adapun cara
mengqadla puasa dua hari ini, ia harus melaksanakan puasa tiga hari berturutturut,
lalu tidak puasa 12 hari berturut-turut, lalu puasa lagi tiga hari
berturut-turut. Dengan cara seperti itu, puasanya yang sah sudah
lengkap/cukup satu bulan (Hasyiyah Al-Bajuri: 1/111).
Adapun cara mengqadla puasa sehari bagi Mustahadlat Mutaha-yyirat
ialah wanita itu supaya mengejakan puasa tiga hari dengan cara: diantara hari
ke 15 dengan hari puasa ketiga itu harus diberi tenggang waktu yang sama,
atau lebih pendek daripada tenggang antara puasa ke satu dan puasa kedua
(Syarah Al Minhaj pada Hamisy al-Jamal:1/257).
HOME l PONDOK PESANTREN l MAJALAH PENYEJUK HATI l FORUM TANYA JAWAB
DOWNLOAD l INFAQ l KONTAK
www. ribathnurulhidayah.org
www. ribathnurulhidayah.org
رسالة المحيض
Problematika Darah Wanita
31
معتادة غير مميزة ذاكرة للقدر دون الوقت
6. Mu’taadat Ghairu Mumayyizat Dzakirat Lil Qadri Duunal Waqti
Keenam, Mu’taadat Ghairu Mumayyizat Zaakirat lil Qadri duun al
Wakti, yakni: Seorang wanita yang sudah pernah mengalami haid serta suci
dan ia tidak mampu membeda-bedakan darah yang dikeluarkannya diantara
darah kuat dengan darah lemah. Atau ia mampu membeda-bedakan darah
yang dikeluarkannya, tetapi tidak mencukupi syarat-syarat Mubtadi’at
Mumayyizat yang jumlahnya empat perkara, yang juga menjadi syarat-syarat
Mu’taadat Mumayyizat. Dan ia hanya teringatnya pada kebiasaan lamanya
haid dan terlupa kebiasaan mulainya (Hasyiyah Al Bajuri: 1/111).
Suatu Contoh
Salah seorang wanita teringat bahwa haid dirinya selama lima hari
menempati 10 hari pertama, namun terlupa mulainya bertepatan tanggal
berapa, hanya ia teringat bahwa pada tanggal 1 ianya dalam keadaan suci,
maka tangga 1 yakin suci, tanggal 2 sampai 5 kemungkinan haid kemungkinan
suci, tanggal 6 yakin haid, tanggal 7 sampai 10 kemu-ngkinan haid dan
kemungkinan pula suci, serta kemungkinan mulai berhenti haid, tanggal 11
sampai akhir bulan yakin suci.
Dasar ketentuan hukumnya ialah: Waktu yang yakin haid, seperti
kebiasaannya haid (haram shalat dan lainnya), waktu yang yakin suci, seperti
kebiasaannya suci (halal bersetubuh dan sebagainya).
Adapun waktu yang kemungkinan haid dan kemungkinan suci adalah
hukumnya sama dengan seorang wanita Mutahayyirat seperti yang telah
disebutkan (kewajiban berhati-hati), kecuali melaksanakan kewajiban mandi,
hanyalah waktu yang kemungkinan mulai berhentinya haid saja.
معتادة غير مميزة ذاكرة للوقت دون القدر
7. Mu’taadat Ghairu Mumayyizat Dzakirat Lil Waqti Duunal Qadri
Ketujuh, Mu’taadat Ghairu Mumayyizat Zaakirat lil Waqti duunal
Qadri, Yakni: Seorang wanita yang sudah pernah mengalami haid serta
mengalami suci. Ia tidak bisa membeda-bedakan darah yang dikeluar-kan,
antara darah kuat dengandarah lemah. Atau mampu membeda-bedakan darah
HOME l PONDOK PESANTREN l MAJALAH PENYEJUK HATI l FORUM TANYA JAWAB
DOWNLOAD l INFAQ l KONTAK
www. ribathnurulhidayah.org
www. ribathnurulhidayah.org
رسالة المحيض
Problematika Darah Wanita
32
yang dikeluarkan, tetapi tidak mencukupi syarat-syarat Mubtadi’at
Mumayyizat yang jumlahnya empat macam, yang merupakan syarat-syarat
Mu’tadat Mumayyizat. Dan ia hanya teringat pada kebia-saan mulainya haid,
dan terlupa kebiasaan lamanya haid tersebut (Ha-syiyah Al Bajuri: 1/111).
Suatu Contoh
Seorang wanita teringat bahwa mulainya haid pada tanggal 1, na-mun
terlupa seberapa lamanya, maka tanggal 1 yakin haid, tanggal 2 sampai
tanggal 15 kemungkinan haid dan kemungkinan suci dan kemungkinan mulai
berhenti haid, tanggal 16 sampai akhir bulan yakin suci.
Adapun hukumnya waktu yang yakin haid, ya seperti kebiasaan haid.
Waktu yang yakin suci, ya seperti kebiasaannya suci. Dan waktu yang
kemungkinan memper haid serta memper suci dan memper mulai-nya
berhenti haid adalah hukumnya sama dengan orang wanita Muta-hayyirat di
atas.
Peringatan!
Pertama, Apabila ada seorang wanita mengeluarkan darah yang
sifatnya tidak sama (sebagaian berupa darah kuat dan sebagian lagi darah
lemah), tetapi lamanya tidak lebih dari 15 hari dan malam, maka semuanya
itu dihukumi darah haid dan tidak boleh digolongkan dengan masalah
istihadlat (yang baru saja dijelaskan), karena hukum perinci yang disampaikan
dalam masalah istihadlat, hanya bagi wanita yang ketika mengeluarkan darah,
lamanya lebih dari 15 hari dan malam (Ha-syiyah al Jamal ala Syarhi al
Minhaj: 1/235).
Kedua, Manakala seorang wanita mengeluarkan darah yang sudah
memenuhi syarat-syaratnya haid, kemudian ia suci yang lamanya tidak sampai
cukup 15 hari dan malamnya, lalu ia mengeluarkan darah lagi, maka darah
yang pertama dihukumi darah haid dan darah kedua yang menjadi cukup 15
hari dan malam, dihukumi darah istihadlat, kemudi-an sisanya bila memenuhi
syarat-syarat haid, maka dihukumi darah haid juga (Bughiyatul Mustarsyidin:
21).
Contohnya: Seorang wanita mengeluarkan darah lamanya tujuh hari,
kemudian suci lamanya 13 hari dan malam, lalu mengeluarkan darah lagi
lamanya enam hari dan malam, maka darah yang pertama lamanya tujuh hari,
semuanya dihukumi darah haid. Permulaan darah yang kedua, yang lamanya
dua hari dua malam, dihukumi darah istihadlat. Sebagai pelengkap, paling
sedikitnya suci dan sisa yang la-manya empat hari empat malam, dihukumi
darah haid juga.
HOME l PONDOK PESANTREN l MAJALAH PENYEJUK HATI l FORUM TANYA JAWAB
DOWNLOAD l INFAQ l KONTAK
www. ribathnurulhidayah.org
www. ribathnurulhidayah.org
رسالة المحيض
Problematika Darah Wanita
33
Ketiga, Apabila di dalam kitab fiqih dikatakan bahasa bulan secara
mutlak, maka yang dikehendaki adalah penanggalan bulan (Qamariyah).
Terkadang penuh 30 hari dan kadang hanya 29 hari, kecuali ada ditiga
masalah, yaitu:
1. Masalah Mubtadi’at Ghairu Mumayyizat
2. Masalah Mutahayyirat
3. Masalah paling sedikitnya kandungan yang lamanya hanya enam bulan,
maka semua yang dikehendaki bulan yang cukup 30 hari (Hasyiyah al-
Syarqawi: 1/154).
Keempat, Apabila seorang wanita mengeluarkan darah nifas sela-ma
lebih dari 6o hari dan malam, adalah sama denga seorang wanita yang
mengeluarkan darah haid selama lebih dari 15 hari dan malamnya. Jadi perlu
dirinci lebih dahulu, Apakah ia termasuk mubtadi’at fi al-Nifas (wanita yang
baru pertama nifas) atau tergolong Mu’tadat (sudah pernah nifas). Apakah ia
tergolong Mumayyizat (bisa membeda-bedakan darah kuat dengan darah
lemah), apakah termasuk Ghairu Mumayyizat (tidak bisa membedabedakannya).
Apabila ia tergolong Mubtadi’at Mumayyizat, atau Mu’tadat Mumayizat,
maka yang dihukumi nifas adalah darah yang kuat dengan syarat darah
yang kuat tidak lebih dari 60 hari (Tuhfatul Muhtaj: 1/414).
Contohnya: Seorang wanita setelah selesai melahirkan kemudian
mengeluarkan darah selama 65 hari. Yang 50 hari berupa darah kuat dan yang
10 hari berupa darah lemah, maka darah yang lamanya 55 ha-ri pertama
dihukumi darah nifas, dan yang 10 hari terakhir dihukumi darah istihadlat.
Apabila ia tergolong Ghairu Mumayyizat, maka hukumnya perlu di
perinci lagi, seperti di bawah ini ialah:
Bila seorang wanita sudah pernah nifas serta sudah pernah haid, maka
lamanya darah yang dihukumi nifas adalah disamakan dengan kebiasaannya
nifas yang pernah dialami. Kemudian darah yang sesudah nya, lamanya sama
dengan kebiasaan suci dari haid, maka dihukumi istihadlat, kemudian darah
yang sesudahnya, yang lamanya sama deng-an kebiasaan haid, maka dihukumi
haid. Demikian seterusnya saling berganti antara istihadlat lamanya sama
dengan kebiasaan suci dan haid lamanya sama dengan kebiasaan haid.
Contohnya: Seorang wanita yang kebiasannya nifas selama 20 hari,
kebiasaan haid tujuh hari, dan sucinya 23 hari, kemudian ia setelah
melahirkan anak, mengeluarkan darah selama 80 hari, semua sifatnya, kuat
dan lemah sama, maka darah yang selama 20 hari permulaan dihukumi darah
nifas. Lalu yang 23 hari seterusnya dihukumi darah istihadlat. Lalu tujuh hari
HOME l PONDOK PESANTREN l MAJALAH PENYEJUK HATI l FORUM TANYA JAWAB
DOWNLOAD l INFAQ l KONTAK
www. ribathnurulhidayah.org
www. ribathnurulhidayah.org
رسالة المحيض
Problematika Darah Wanita
34
seterusnya dihukumi darah haid. Yang 23 hari kemudian dihukumi darah
istihadlat lagi, dan kemudian tujuh hari seterusnya dihukumi darah haid lagi.
Dan apabila ia sudah pernah nifas, tetapi belum pernah haid, maka
lamanya darah yang dihukumi nifas, disamakan dengan kebiasa-annya nifas
yang sudah dialami. Lalu darah yang setelah lamanya 29 hari dan malam,
dihukumi darah istihadlat. Lalu darah yang setelah lamanya sehari semalam,
dihukumi darah haid, begitu seterusnya saling bergantian antara istihadlat
lamanya 29 hari dan malamnya, dan haid yang lamanya sehari semalam
(Hasyiyah Al Syibramulisi ala al Nihayah: 1/358).
Contohnya: Seorang wanita yang kebiasannya nifas 15 hari, Ia be-lum
pernah mengeluarkan darah haid, kemudian ia setelah melahirkan anak,
mengeluarkan darah selama 75 hari dan sifat-sifatnya adalah sama, maka
darah yang lamanya 15 hari pertama, dihukumi darah nifas. Yang 29 hari
terusannya dihukumi istihadlat. Yang sehari terusnya dihukumi darah haid.
Dan yang 29 hari terusnya, dihukumi darah istihadlat, kemudian yang sehari
terusnya dihukumi darah haid lagi.
Apabila ia sudah pernah haid tetapi masih nifas pertama, maka darah
yang dihukumi nifas hanyalah setetes pertama, seterusnya darah yang
lamanya sama dengan kebiasaan suci dari haid, dihukumi darah istihadlat.
Darah yang lamanya sama dengan kebiasaan haid, dihukumi darah haid.
Demikian seterusnya saling bergilir antara istihadlat lama-nya sama dengan
kebiasaannya suci, dan haid lamanya sama dengan kebiasaannya haid.
Contohnya: Seorang wanita yang kebiasaannya haid 10 hari dan sucinya
selama 25 hari. Ia belum pernah mengeluarkan darah nifas. Lalu setelah ia
melahirkan anak, mengeluarkan darah selama 70 hari lebih sedikit dan sifatsifatnya
sama, maka darah yang dihukumi nifas hanya setetes pertama.
Seterusnya darah darah yang 25 hari terus, di hukumi istihadlat. Lalu yang 10
hari terus, dihukumi darah haid. Lalu yang 25 hari terusnya dhukumi darah
istihadlat pula. Dan yang 10 hari terusnya dihukumi darah haid pula.
Apabila ia belum pernah haid dan masih baru nifas pertama, ma-ka
darah yang dihukumi nifas itu hanya setetes permulaan. Lalu darah yang
setelah itu, lamanya 29 hari dan malam dihukumi darah istihadlat lalu darah
yang setelah itu, lamanya sehari semalam, dihukumi darah haid. Demikian
seterusnya saling berganti antara istihadlat lamanya 29 hari dan haid lamanya
sehari semalam.
Contohnya: Seorang wanita yang belum pernah haid dan belum pernah
nifas, lalu ia setelah melahirkan anak, mengeluarkan darah sela-ma 90 hari
lebih sedikit, maka yang dihukumi darah nifas hanya setetes permulaan. lalu
darah yang 29 hari seterusnya dihukumi darah istiha-dlat. Kemudian darah
yang sehari semalam seterusnya dihukumi darah haid. Lalu yang 29 hari
HOME l PONDOK PESANTREN l MAJALAH PENYEJUK HATI l FORUM TANYA JAWAB
DOWNLOAD l INFAQ l KONTAK
www. ribathnurulhidayah.org
www. ribathnurulhidayah.org
رسالة المحيض
Problematika Darah Wanita
35
seterusnya lagi dihukumi darah istihadlat juga. Kemudian yang sehari semalam
seterusnya dihukumi darah haid lagi. Lalu darah yang 29 hari seterusnya,
dihukumi darah istihadlat, dan darah yang sehari semalam terusannya
dihukumi darah haid lagi.
Suatu Faidah
Apabila seorang wanita, setelah melahirkan anak, lalu mengeluar-kan
darah selama 60 hari. Setelah berhenti satu jam kemudian keluar lagi darah
selama 15 hari, maka hal ini tidak boleh digolongkan pada masalah yang baru
dibicarakan. Karena pisahnya berhenti (suci). Kecua-li darah yang selama 60
hari, sebelum berhenti, semuanya, dihukumi darah nifas. Darah yang 15 hari
setelah berhenti, semuanya, dihukumi darah haid. Dan berhentinya selama
satu jam, dihukumi masa suci yang memisah antara haid dengan nifas. Jadi
tidak ada darah istihadlat da-lam masalah ini.
Kaifiyat Shalat Mustahadlat dan Beser
Bahwa istihadlat tidak sama hukumnya dengan haid atau nifas.
Istihadlat itu termasuk bagian hadas kecil yang sifatnya terus-menerus seperti
beser air seni atau beser air madzi. Maka mustahadlat tetap di-wajibkan
shalat fardlu dan puasa Ramadlan, dan tidaklah diharamkan membaca al-
Qur’an, bersetubuh dan lain-lain (Syarhu al-Minhaj pada Ha-misy Hasyiyah al
Jamal: 1/242).
Oleh karena Mustahadlat dan orang yang beser itu terus-menerus
mengeluarkan hadas dan najis, maka ketika akan mendirikan shalat, ia
hendaklah lebih dulu mensucikan kemaluannya lalu di sumbat dengan kapuk
atau kain sekiranya tidak sakit dan ketika tidak mengerjakan puasa Ramadlan.
Apabila darahnya masih terus mengalir keluar di permukaan sumbatan,
maka ia diwajibkan membalut. Apabila karena banyaknya darah, hingga tetap
keluar ke permukaan pembalut, maka dimaafkan. Dan apabila ia sedang
mengerjakan puasa, hendaklah supaya membuat pembalut saja, karena
menyumbat itu menyebabkan batal puasanya (Minhajul Qawim: 30, dan
Fathul Wahab pada Hamisy Hasyiyah Al-Jamal: 1/242).
Setelah dibalut, lalu wudlu dengan niat sepaya diperkenankan
mengerjakan shalat fardlu. Bukan niat karena menghilangkan hadas atau
niat bersuci dari hadas (Fathul Wahhab pada Hamisy Hasyiyah Sulaiman al-
Jamal:1/105).
Sejak mulai mensucikan kemaluan hingga wudlu, wajib dilakukan setiap
akan mengerjakan shalat fardlu dan setelah masuk waktu shalat. Semua
HOME l PONDOK PESANTREN l MAJALAH PENYEJUK HATI l FORUM TANYA JAWAB
DOWNLOAD l INFAQ l KONTAK
www. ribathnurulhidayah.org
www. ribathnurulhidayah.org
رسالة المحيض
Problematika Darah Wanita
36
pekerjaan, mulai dari mensucikan kemaluan hingga shalat far-dlu, wajib
dilaksanakan dengan segera. Maka apabila sesudah wudlu lalu berhenti lebih
dulu, karena keperluan selain maslahatnya shalat, seperti makan, minum dan
lain-lain, maka ia diwajibkan kembali mensucikan kemaluan dan seterusnya.
Namun apabila berhentinya karena untuk kemaslahatan shalat, seperti
menutup aurat, menjawab muadzin, me-nunggu jamaah, menunggu shalat
Jum’at dan lain-lain, maka hal itu diperkenankan Syara’ (tidak perlu kembali
bersuci lagi).
Orang yang beser mani, ia diwajibkan mandi setiap akan menger-jakan
shalat fardlu dengan niat supaya diperkenankan mengerjakan shalat fardlu.
Tidak diperkenankan niat menghilangkan hadas atau niat bersuci dari hadas.
Bagi orang yang hadasnya, seumpama untuk shalat, bisa dengan duduk,
lalu hadasnya bisa berhenti, maka ia diwajibkan shalat dengan duduk. Nanti
setelah sembuh tidak perlu mengqadla shalatnya (Minhaj al-Qawim: 30).
Suatu Masalah
Bahwa wudlunya orang Da’aimul Hadats, yaitu orang yang terusmenerus
berhadas, seperti orang yang beser dan mustahadlat, seluruh
tubuhnya di syaratkan suci dari najis atau tidak? Jawabnya para ulama
berbeda pendapat. Yang pertama mensyaratkan seleruh tubuh harus suci dari
najis. Yang kedua, tidak mensyaratkan harus suci tubuhnya dari najis
(Hasyiyah al-Jamal ala Syarhi al-Minhaj: 1/242).
Peringatan!
Bagi seorang yang istihadlat dan orang beser, yang kebiasannya, pada
akhir shalat ada berhentinya yang cukup untuk wudlu dan shalat, maka di
dalam mengerjakan shalat wajib diakhirkan (Hasyiyah Al-Jamal ala Syarhi al-
Minhaj: 1/245).
Bagi orang yang beser, sah menjadi imam shalat, sekalipun, mak-mum
tidak beser. Dan bagi orang istihadlat yang selain mutahayyirat, juga sah
menjadi imam shalat, walaupun si makmum tidak istihadlat. Adapun orang
istihadlat yang mutahayyirat tidak sah menjadi imam shalat, sekalipun
makmumnya sama-sama mustahadlat mutahayyirat (Mughnil Muhtaj: 1/241).
HOME l PONDOK PESANTREN l MAJALAH PENYEJUK HATI l FORUM TANYA JAWAB
DOWNLOAD l INFAQ l KONTAK
www. ribathnurulhidayah.org
www. ribathnurulhidayah.org
رسالة المحيض
Problematika Darah Wanita
37
Perkara Yang Diharamkan Bagi Orang Haid dan Nifas
Seorang wanita yang sedang haid atau nifas, diharamkan menger-jakan
11 perkara, yaitu sebagai berikut:
1. Mengerjakan shalat fardlu maupun shalat sunnah,
2. Mengerjakan thawaf di Baitullah Makkah, baik thawaf rukun, thawaf wajib
atau thawaf sunnah.
3. Mengerjakan rukun-rukun khutbah Jum’at
4. Menyentuh lembaran al-Qur’an Apalagi kitab al-Qur’an
5. Membawa lembaran al-Qur’an. Apalagi kitab al-Qur’an.
6. Membaca ayat al-Qur’an, kecuali karena mengharap barakah, seperti
membaca Bismillahirrahmaanirrahiim, memulai pekerjaan yang baik,
Alhamdulilahi Rabbil ‘Alamiin, karena bersyukur dan Innaa Lillaahi wa
Innaa Ilaihi Raaji’uun karena terkena musibah.
7. Berdiam diri di dalam masjid, sekiranya dikhawatikan darahnya tertetes
didalamnya.
8. Mundar mandir didalam masjid, sekiranya dikahawatirkan darah-nya
tertetes didalamnya.
9. Mengerjakan puasa Ramadlan, tetapi diwajibkan qadla. Adapun shalat
tidak diwajibkan qadla.
10. Meminta cerai kepada suaminya, atau sebaliknya.
11. Melakukan Istimta’, bersenang-senang suami istri dengan pertemuan kulit
antara pusar sampai dengan kedua lutut, baik bersyahwat atau tidak.
Apalagi bersetubuh, meskipun kemaluannya lelaki di bungkus dengan
kain, hukumnya jelas haram dosa besar.
Apabila haid atau nifas sudah berhenti, tetapi belum mandi, maka
larangan 11 perkara ini tetap berlaku, kecuali puasa dan thalaq (Mahali serta
Hasyiyah Al-Qalyubi: 1/100 dan Abyanal Hawaij: 11/269-270).
HOME l PONDOK PESANTREN l MAJALAH PENYEJUK HATI l FORUM TANYA JAWAB
DOWNLOAD l INFAQ l KONTAK
www. ribathnurulhidayah.org
www. ribathnurulhidayah.org
رسالة المحيض
Problematika Darah Wanita
38
Suatu Faidah
Dikatakan oleh ulama Fuqaha: bahwa suami yang menyetubuhi istrinya
sebelum mandi, baik istrinya masih dalam keadaan haid atau sudah berhenti
akan mengakibatkan terkena penyakit lepra (buduken: Jawa) terhadap
anaknya (Hasyiyah Al-Qalyubi: 1/110).
Seseorang yang haid atau nifas nanti setelah berhenti, diwajibkan
mengqadla puasa Ramadlan yang ditinggalkan, dan tidak wajib mengqa-dla
shalat fardlu secara Ijma’ dalam keduanya, karena kesukaran di dalam qadla
shalat ank arena berulang-ulangnya shalat. Tidak demi-kian halnya qadla
puasa (Al-Mihajul Qawim serta Hasyiyah Al-Turmu-si:1/548 dan Husnul
Mathalib: 70).
Hukum-hukum yang berpautan dengan haid, ada 20 perkara, 12 berupa
hukum haram, yaitu:
1. Mengerjakan shalat,
2. Melakukan sujud tilawah (bacaan dalam al-Qur’an), sujud syukur,
3. Melakukan thawaf rukun, wajib, atau sunnah,
4. Mengerjakan puasa wajib maupun sunnah,
5. Melakukan I’tikaf di dalam masjid,
6. Memasuki masjid sekira kuatir akan tetesnya darah haid,
7. Membaca al-Qur.an.
8. Menyentuh al-Qur’an.
9. Menulis al-Qur’an menurut sebagian ulama,
Sembilan perkara ini yang diharamkan bagi seorang wanita yang sedang haid.
Adapun yang tiga selanjutnya, diharamkan bagi lelaki suaminya, yaitu:
10. Melakukan persetubuhan
11. Menceraikan istrinya dalam keadaan haid
12. Melakukan istimta’, atau besenang-senang dengan cara memper-mukan
kulit antara pusar sampai dengan lutut istrinya dengan selain bersetubuh.
Adapun delapan perkara yang lain tidak berupa hukum haram ialah
sebagai berikut:
HOME l PONDOK PESANTREN l MAJALAH PENYEJUK HATI l FORUM TANYA JAWAB
DOWNLOAD l INFAQ l KONTAK
www. ribathnurulhidayah.org
www. ribathnurulhidayah.org
رسالة المحيض
Problematika Darah Wanita
39
1. Usia balig karena haid
2. Kewajiban mandi, setelah haidnya berhenti
3. Melaksanakan Iddat, apabila cerai atau suaminya meninggal
4. Istibra’ atau menunggu seorang wanita amat yang baru dimiliki
5. Bersihnya kandungan bayi
6. Diterima ucapannya apabila wanita itu sudah haid
7. Gugurnya kewajiban shalat ketika keluar darah haid
8. Gugurnya thawaf wada’ ketika dalam keadaan haid.
(Hasyiyah Al-jamal ala Syarhi Al-Minhaj: 1/227)
Ri’ayatul Himmah: 1/152 153).
Peringatan!
Berhubungan dengan orang yang mempunyai hadas besar, dibo-lehkan
membaca zikir yang diambil dari al-Qur’an, seperti ketika makan atau minum
membaca lafadl
لبسم الله الرحمن الرحيم
“Dengan menyebut nama Allah Tuhan
Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang”.
Ketika menerima nikmat dari Allah Subhaanahu wa Ta’aalaa lalu
membaca lafad
الحمد لله رب العالمين
“Segala puji bagi Allah seru sekalian alam semesta”.
Ketika naik kendaraan membaca bacaan al-Qur’an dengan harapan
semoga selamat dengan lafad
HOME l PONDOK PESANTREN l MAJALAH PENYEJUK HATI l FORUM TANYA JAWAB
DOWNLOAD l INFAQ l KONTAK
www. ribathnurulhidayah.org
www. ribathnurulhidayah.org
رسالة المحيض
Problematika Darah Wanita
40
سبحان الذى سخر لنا هذا وما آناله مقرنين , وإنا إلى ربنا
لمنقلبون
“Maha Suci Dzat yang telah menundukkan
semua ini bagi kami sebelumnya tidak mampu mengasainya. Dan
sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami,. Sesungguhnya
yang mewajibkan kepadamu Alqur’an, benar-benar akan
mengembalikan kamu ke tempat kembali”.
Ketika mendapat musibah atau cobaan sabar dan ridla dengan
mengucapkan lafad:
إنالله وإنا إليه راجعون
Sesungguhnya kami kepunyaan Allah, dan sesungguhnya
kepada Allah lah tempat kami kembali.
(Al-Iqna’ pada Hamisy Hasyiyah Al-Bujarami:1/315 dan Abyanal Hawaij:
11/269).
Masalah Datang dan Hilangnya Mani’
Perkara yang mencegah wajibnya shalat, oleh para ulama ahli fiqih
dinamakan dengan Maani’. Bahwa Manik’, jumlahnya ada tujuh macam ialah
sebagai berikut:
3. Haid (2) nifas (3) Kufur asli (4) Sifat anak (5) Sakit gila (6) Epilepsi
(7) Mabuk. Manik-manik yang jumlahnya tujuh macam itu yang lima
dapat berulang kembali, seperti: (1) Haid (2) Nifas (3) Sakit gila (4)
Epilepsi (5) Mabuk. Adapun kufur asli dan sifat anak, tidak bisa kembali
lagi.
Apabila salah satu manik dari manik-manik itu datang setelah masuk
waktu shalat, dengan tenggang waktu yang sekiranya cukup untuk
mengerjakan shalat (bagi orang yang sehat), atau cukup untuk mengerjakan
shalat dengan bersucinya bagi orang yang kekal hadasnya, atau orang yang
tayamum, maka setelah hilangnya manik-manik, ia kewajiban mengqadla
shalat waktu datangnya manik–manik itu saja. Tidak kewajiban mengqadla
shalat waktu sebelumnya. Atau setelah datangnya manik-manik walaupun
boleh di jama’ dengan shalat waktu datangnya manik-manik tersebut
(Mirqatus Su’ud: 17, Hasyiyah Al-Kurdi Ala Al-Minhajul Qawim: 1/138).
HOME l PONDOK PESANTREN l MAJALAH PENYEJUK HATI l FORUM TANYA JAWAB
DOWNLOAD l INFAQ l KONTAK
www. ribathnurulhidayah.org
www. ribathnurulhidayah.org
رسالة المحيض
Problematika Darah Wanita
41
Contohnya: Manik haid atau gila datang jam satu siang sebelum
mengerjakan shalat Dluhur, maka wanita yang bersangkutan kewajiban
mengqadla shalat Dhuhur saja. Tidak kewajiban mengqadla shalat Shu-buh
atau shalat Asharnya. Apabila haid atau gila datang jam empat sore, sebelum
mengerjakan shalat Ashar, maka besok ia kewajiban qadla shalat Ashar saja.
Tidak kewajiban mengqadla shalat Dhuhur atau shalat Maghribnya.
Jadi masalah datangnya haid, nifas, gila, ank are dan mabuk, yang
dalam istilah fiqih disebut Jaa’al Maani’, dalam mengqadla shalat tidak
dengan bertalian pada shalat sebelumnya, atau shalat yang sesudahnya.
Peringatan!
Masalah Jaa’al Maani’ ternyata banyak yang salah faham, sehing ga
sebagian orang ada yang mewajibkan qadla shalat sebelum datang-nya manik.
Dan sebagian orang, ada lagi yang mewajibkan qadla shalat waktu setelah
datangnya manik.
Sebenarnya masalah Jaa’al Maani’, yang dalam mengqadla shalat dapat
mewajibkan berantai itu hanya untuk orang yang tidak sehat, yaitu orang
yang mempunyai dua manik atau dua halangan.
Contohnya: Ada seorang gila mulai pagi hingga jam empat sore baru
sembuh. Setelah jam setengah lima sore, belum mengerjakan shalat, penyakit
gilanya kambuh kembali. Yang demikian ini ia besuk diwajibkan mengqadla
shalat Ashar dan shalat Dhuhurnya. Atau ada orang sakit ayan sembuh pada
jam sembilan malam. Pada jam sepuluh, sebelum mengerjakan shalat Isya’, ia
kedatangan haid. Yang demikian inilah ia setelah sembuh diwajibkan
mengqadla shalat Isya’ dan shalat Maghribnya (Fathul Wahhab serta Hasyiyat
Al-Jamal: 1/294, Sulaiman Al-Kurdy “Ala Al-Minhaj Al-Qawim: 1/138.)
Masalah hilangnya manik-manik yang menurut istilah dalam fiqih
disebut Zaalal Maani’, atau Zawaalul Maani’aat, ialah dalam mengetahui
hukum-hukumnya harus lebih dahulu mengetahui shalat-shalat yang boleh di
jama’ dan shalat-shalat yang tidak boleh di jama’ (dikumpulkan).
Adapun shalat yang boleh di jama’ itu hanya shalat Dhuhur boleh di
jama’ dengan shalat Ashar, dan shalat Maghrib boleh di jama’ dengan shalat
Isya’. Shalat Shubuh tidak boleh di jama’ dengan shalat Isya’ atau shalat
Dhuhur. Dan shalat Ashar tidak boleh di jama’ dengan shalat Maghrib (Al-
Taqrib pada Hamisy Fathul Qarib: 17).
Bagi seorang yang hilang manik-maniknya pada waktu Dhuhur, Maghrib
atau Shubuh, tidak wajib mengqadla shalat yang sebelumnya, karena tidak
boleh di jama’. Ia hanya kewajiban mengerjakan shalat waktu itu saja dengan
adaa’, sekiranya masih cukup waktunya untuk bersuci dan mengerjakan shalat
HOME l PONDOK PESANTREN l MAJALAH PENYEJUK HATI l FORUM TANYA JAWAB
DOWNLOAD l INFAQ l KONTAK
www. ribathnurulhidayah.org
www. ribathnurulhidayah.org
رسالة المحيض
Problematika Darah Wanita
42
satu rekaat. Apabila waktunya sudah tidak cukup, maka shalatnya dikerjakan
dengan qadla.
Apabila hilangnya manik itu pada waktu Ashar atau waktu Isya’,
sekalipun hanya waktu yang hanya cukup untuk mengucapkan lafad Takbir,
Allaahu Akbar, maka ia kewajiban mengerjakan shalat waktu itu dengan
adaa’, sekira waktunya masih cukup untuk besuci dan menger-jakan shalat
satu rekaat. Apabila waktunya sudah tidak cukup, maka shalatnya dikerjakan
dengan qadla, kecuali ia diwajibkan mengerjakan shalat waktu hilangnya
manik-manik. Ia diwajibkan pula mengqadla shalat waktu yang sebelumnya,
karena boleh di jama’ (Syarhu Al-Minhaj pada Hamisy Hasyiyah Al-Jamal:
1/279).
Contoh-Contoh
1. Seorang wanita berhenti haid pada jam satu siang, maka ia diwajib-kan
shalat Dhuhur saja dengan adaa’ (shalat tepat waktunya).
2. Seorang wanita berhenti haid pada waktu Dhuhur tinggal setengah menit,
maka ia diwajibkan shalat Dhuhur dengan qadla.
3. Seorang wanita berhenti haid pada jam empat sore, maka ia diwa-jibkan
shalat Ashar dengan adaa’ dan mengqadla shalat Dhuhur.
4. Seorang wanita berhenti haid pada waktu Ashar hanya tinggal seteng-ah
menit, maka ia diwajibkan shalat Ashar dan shalat Dhuhur dengan qadla
keduanya.
Perkara Yang Menyebabkan Kewajiban Mandi
Perkara yang menyebabkan kewajiban mandi itu sebanyak ada enam
perkara, dua perkara berlaku bagi kaum wanita dan berlaku pula bagi kaum
lelaki, ialah sebagai berikut:
1. Mandi jenabat, sebab bersetubuh, walaupun tidak keluar mani, atau keluar
mani, walaupun tidak bersetubuh.
2. Kewajiban mandi disebabkan meninggal dunia, kecuali mati syahid, yaitu
mati di medan pertempuran berperang melawan kafir harbi, dan mati
karena uzur. Seperti mati terbakar dan sejenisnya.
Dan yang tiga perkara berlaku hanya untuk kaum wanita yaitu sebagai berikut:
3. Sebab mengeluarkan darah haid
HOME l PONDOK PESANTREN l MAJALAH PENYEJUK HATI l FORUM TANYA JAWAB
DOWNLOAD l INFAQ l KONTAK
www. ribathnurulhidayah.org
www. ribathnurulhidayah.org
رسالة المحيض
Problematika Darah Wanita
43
4. Sebab mengeluarkan darah nifas
5. Sebab melahirkan anak, meskipun masih berupa segumpal darah, atau
segumpal daging, yakni belum membentuk rupa manusia (Fathul Qaribul
Mujib: 6, Husnul Mathalib: 67 dan Kasyifatus Saja: 24).
Beberapa-Masalah Penting
1. Apabila ada seorang wanita selesai bersetubuh dengan suaminya. Setelah
mandi, ia keluar dari kemaluannya berupa mani suaminya. Apakah wajib
mengulang mandinya atau tidak? Jawabannya: Apabila wanita itu ketika
disetubuhi suaminya dalam keadaan syahwat, maka ia diwajibkan untuk
mandi lagi, kareana mani yang keluar adalah campuran antara air maninya
sendiri dengan mani suaminya. Akan tetapi apabila wanita itu ketika
disetubuhi tidak bersyahwat, misalnya sedang tidur nyenyak, maka ia tidak
diwajibkan mandi lagi, karena yang keluar itu hanya murni maninya suami
(Kasyifatus Saja: 22).
2. Apabila seorang wanita di dalam mengeluarkan darah haid terputus-putus.
Apakah ia diwajibkan mandi haid? Jawabannya: Apabila dalam
mengeluarkan darah belum mencapai cukup 24 jam, maka ia belum
diwajibkan mandi. Dan apabila ia mengeluarkan darah sudah cukup 24
jam, maka sewaktu-waktu darahnya berhenti, ia sudah dihukumi suci dari
haid, yakni sudah diwajibkan mandi, shalat, puasa serta sudah halal
disetubuhi suaminya. Kemudian kalau ternyata darah- nya keluar lagi,
maka kenyataan mandi, shalat dan puasanya tidak sah, karena sebenarnya
ia masih didalamnya masa haid. Oleh karena itu nantinya ia diwajibkan
mengqadla puasa yang dikerjakan didalam berhentinya itu. Ia tidak
berdosa melakukan persetubuhan di dalam masa berhentinya itu,
walaupun sejatinya masih di dalam masa haid, karena hanya melihat pada
dhahirnya saja. Seterusnya, sewaktu-waktu darahnya berhenti lagi, maka
ia dihukumi suci lagi. Jadi diwajibkan macam-macam lagi. Dan apabila
darahnya kembali keluar lagi, maka kenyataannya ia masih di dalam masa
haid. Demikian seterusnya, selama belum lebih dari 15 hari dan 15 malam
(Al-Jamal ‘Ala Syarhil Minhaj: 1/226).
Fardlu-Fardlunya Mandi
Bahwa fardlu-fardlu atau rukun-rukunnya mandi wajib atau sun-ah
jumlahnya sebanyak tiga perkara ialah:
1. Niat di dalam hati untuk menghilangkan janabat, haid, nifas atau wiladah.
Dengan mengguyurkan air ke sebagian anggota badan, misalnya wajah atau
yang lain.
HOME l PONDOK PESANTREN l MAJALAH PENYEJUK HATI l FORUM TANYA JAWAB
DOWNLOAD l INFAQ l KONTAK
www. ribathnurulhidayah.org
www. ribathnurulhidayah.org
رسالة المحيض
Problematika Darah Wanita
44
2. Meratakan air ke seluruh kulit tubuh dan rambut. Untuk wanita yang
rambutnya digelung atau di pocong, jika tidak bisa sampai dan merata air
kedalamnya, maka wajib mengurai rambutnya. Kemudian ketika
meratakan air ke seluruh lekuk-lekuk tubuh, wanita yang mandi tidak
cukup dengan posisi berdiri, tetapi harus duduk sekira air merata ke
seluruh tubuh dan rambut.
3. Menghilangkan najis dengan air, bila dalam tubuhnya terdapat najis yang
nyata. Keterangan ini yang dianggap baik oleh Imam Rafi’i. Oleh karena itu
tidak cukup membasuh satu kali untuk menghilangkan hadas dan sekaligus
najis, kecuali najis hukmiyah (Ri’ayatal Himmat: 1/151-152).
Syarat-Syarat Sah Wudlu dan Mandi
Bahwa syarat-syarat sahnya wudlu dan mandi itu jumlahnya ada
sembilan perkara, yaitu:
1. Islam. Artinya mandi seseorang dianggap sah, jika ia beragama Islam
(mengucapkan dua kalimat Syahadat dengan memenuhi syarat-syaratnya).
2. Tamyiz. Artinya mandi seseorang dianggap sah, jika ia berakal sehat.
Adapun Tamyiz yang dimaksud, seseorang yang dapat membedakan antara
malam dengan siang, atas dengan bawah, arah mata ank a: barat- timur,
utara-selatan dan antara suci dengan najis.
3. Mengetahui pekerjaan yang fardlu dalam wudlu dan mandi. Yaitu fardlu
wudlu ada enam perkara dan fardlunya mandi ada tiga perkara.
4. Air yang digunakan untuk wudlu dan mandi harus dengan air yang. Suci dan
mensucikan yang lain.
5. Tidak ada sesuatu pada lahirnya yang menghalangi sampainya air ke
seluruh kulit tubuh anggota wudlu maupun mandi.
6. Kekal niatnya sampai pada akhir sempurnanya wudlu dan mandi.
7. Tidak ada sesuatu akibat yang dapat merubahkan sifat air sampai kulit
tubuh anggota wudlu atau anggota mandi.
8. Mengalir airnya hingga sampai ke seluruh ubuh anggota wudlu maupun
anggota mandi.
9. Sudah berhenti dari darah haid, nifas maupun wiladat.
Wudlu dan mandi bagi orang yang kekal hadasnya (Daaimul Hadats),
syaratnya harus ditambah lagi dua perkara yaitu:
HOME l PONDOK PESANTREN l MAJALAH PENYEJUK HATI l FORUM TANYA JAWAB
DOWNLOAD l INFAQ l KONTAK
www. ribathnurulhidayah.org
www. ribathnurulhidayah.org
رسالة المحيض
Problematika Darah Wanita
45
10. Wudlu atau mandi harus sesudah masuk waktu shalat.
11. Dan harus segera dilaksanakan wudlu dan mandi dengan segera.
(Minhajul Qawim: 14 dan Ri’ayatal Himmah: 1/147-148).)
HOME l PONDOK PESANTREN l MAJALAH PENYEJUK HATI l FORUM TANYA JAWAB
DOWNLOAD l INFAQ l KONTAK
www. ribathnurulhidayah.org
www. ribathnurulhidayah.org
رسالة المحيض
Problematika Darah Wanita
46
الحمل 􀆶 مسئ
MASALAH KEHAMILAN
Masa Kehamilan
Masanya sedikitnya wanita hamil adalah enam bulan lebih seuku-ran
lamanya bersetubuh dan lamanya melahirkan. Waktu tersebut di hitung dari
kemampuannya kumpul suami dengan istrinya sesudahnya akad nikah. Masa
kebiasannya wanita hamil adalah sembilan bulan dan masa hamil paling lama
adalah empat tahun Qamariyah, sebagaimana yang dialami sendiri oleh Imam
Syafi’i di kandungan Fatimah ibunya.
Masalah sedikitnya masa hamil, kebiasannya dan lamanya, yang
digunakan setandar bulan yang penuh 30 hari dan bukan bulan penang galan
yang kadang hanya berisi 29 hari.
Maka, apabila ada seorang bayi lahir setelah akad nikah belum sampai
penuh enam bulan, nasabnya tidak bisa kepada bapak. Dan jika ada seorang
anak lahir setelah perpisahan orang tuanya sampai teng-gang lebih dari empat
tahun, maka nasab anak tersebut juga tidak bisa kepada bapak. Tetapi
apabila pada saat lahirnya anak belum sampai tenggang cukup empat tahun,
maka masih tetap dihukumi anaknya ba-pak yang sudah perpisahan dengan
ibunya (Fathul Qaribul Mujib pada Hamisy Al-Bajuri: 1/113, Hasyiyah Al-
Bujairami Alal Khatib: 1/305 dan Tabyinal Ishlah: 158).
HOME l PONDOK PESANTREN l MAJALAH PENYEJUK HATI l FORUM TANYA JAWAB
DOWNLOAD l INFAQ l KONTAK
www. ribathnurulhidayah.org
www. ribathnurulhidayah.org
رسالة المحيض
Problematika Darah Wanita
47
الولا دة 􀆶 مسئ
MASALAH KELAHIRAN
Cara Ingin Mempunyai Anak Lelaki
Siapa orang yang menginginkan istrinya hamil supaya dianugerahi anak
lelaki oleh Allah Subhaanahu wa Ta’ala, hendaklah ketika istrinya sedang
hamil, tangannya supaya diselipkan pada perut istrinya dengan mengucapkan
doa ini:
􀆓 ا محمدا فاحع 􀆴 ى ما فى بط 􀆥 أ 􀇮 إ􀆭 , ألل 􀇽 ن الرح 􀈉 سم الله الر 􀆾 ل
ذكرا * 􀆕
Suatu Masalah
Bayi yang dianggap lahir kembar, paling lama antara lahirnya bayi yang
pertama dengan yang kedua adalah tenggang tidak sampai penuh enam bulan.
Apabila tenggang antara kedua bayi itu sampai enam bulan maka bayi yang
lahir nomor dua tidak dihukumi kembar. Dan hukum-nya seperti hamil sendiri.
Menggugurkan kandungan yang sudah dimasukkan ruh padanya, yaitu
umur 120 hari, hukumnya jelas haram. Adapun menggugurkan kandungan yang
belum dimasukkan padanya ruh, Qaulul Muttajih me-nurut Syaikh Ibnu Hajar
Al-Haitami hukumnya adalah haram. Tetapi menurut Syakh Ramli, hukumnya
tidak haram (Fatawi Al-Ramli pada Hamisy Al-Fatawi al-Kubra al-Fqhiyah li
Ibni Hajar: IV/203 dan Ri’ayatal Himmat: II/296).).
Menggunakan obat yang dapat mencegah kehamilan secara abadi,
hukumnya adalah haram. Adapun menggunakan obat yang hanya mejarangkan
kehamilan, jika tidak karena uzur, hukumnya adalah mak-ruh. Dan jika
menggunakan obat penjarang kehamilan dikarenakan uzur, misalnya karena
repot mengurusi anak, maka hukumnya tidak makruh (Fatawi al-Ramli:
IV/203).
Cara-Cara Melahirkan Anak
HOME l PONDOK PESANTREN l MAJALAH PENYEJUK HATI l FORUM TANYA JAWAB
DOWNLOAD l INFAQ l KONTAK
www. ribathnurulhidayah.org
www. ribathnurulhidayah.org
رسالة المحيض
Problematika Darah Wanita
48
Jabang bayi yang baru dilahirkan dari kandungan ibu sayugyanya
diusahakan agar dapat mengikuti jejak sunah Rasulullah Sallallahu Alaihi wa
Sallam, dan para ulama terdahulu yang salih-salih yaitu antara lain sebagai
berikut:
1. Hendaklah dibacakan azan pada telinga bayi sebelah kanan dan
diiqamati pada telinga sebelah kiri, agar diselamatkan Allah dari
gangguan Ummus Sibyan (jin), ank arena mengikuti sunnah Nabi
Muhammad Sallallau Alaihi wa Sallam, yang paduka laksanakan azan
dan iqamat itu di telinganya Sayidina Hasan bin Ali, ketika baru
dilahirkan dari kandungan Sayidatina Fatimah al-Zahra’ Radliyallahu
‘Anhuma, serta sekaligus menanamkan tauhid ke dalam hati dan
pendengarannya.
2. Hendaklah dibacakan doa:
􀇽 ا من الشيطان الرج 􀆲 أعيذها بك وذري 􀇮 إ pada
telinganya yang kanan.
3. Hendaklah kepada bayi itu dibacakan surat Ikhlas tiga kali pada
telinganya sebelah kanan, karena Rasulullah Sallallahu Alaihi wa
Sallam, juga pernah berbuat demikian.
4. Hendaklah “dicetaki” dengan buah kurma. Kalau tidak ada, biasa
dengan makanan manis, yang tidak dimasak dengan api.
5. Hendaklah dibacakan surat Al-Qadar atau surat Innaa Anzalnahu pada
telinganya yang kanan, karena bayi yang dibacakan surat tersebut,
Allah mentakdirkan, anak tersebut tidak akan berbuat zina selama
hidupnya (Hasyiyah Al-Jamal Ala Syarhi Al-Minhaj: V/267, Hasyiyah Al-
Bajuri: 11/305, Fathul Qarib: 63, Fathul Wahab pada Hamisy Hasyiyah
Al-Jamal: V/265).
6. Hendaklah sunah mengaqiqahkan putra lelaki dengan menyem-belih
kambing dua ekor dan putra wanita dengan menyembelih kambing satu
ekor. Ketika menyembelih aqiqah disunahkan pada hari yang ketujuh
dari kelahirannya.
7. Hendaklah sunah memberi nama yang bagus kepada anak ketika pada
hari ke tujuh pula, karena Nabi Muhammad Sallahu Alaihi wa Sallam,
bersabda:
HOME l PONDOK PESANTREN l MAJALAH PENYEJUK HATI l FORUM TANYA JAWAB
DOWNLOAD l INFAQ l KONTAK
www. ribathnurulhidayah.org
www. ribathnurulhidayah.org
رسالة المحيض
Problematika Darah Wanita
49
م􀆆 اء أبائ 􀆥 م وأ 􀆆 ائ 􀆥 م تدعون يوم القيامة بأ 􀆆 إن
درداء ). 􀇪 م .(عن أ 􀆆 ائ 􀆥 فحسنوا أ
“Bahwa kamu pada hari kiamat akan diundang dengan nama -
namamu dan nama-nama bapakmu, maka bagusilah nama-nama-mu.”
(Hadits Dari Abi Darda’).
8. Hendaklah, setelah menyembelih aqiqah, disunahkan memo-tong
atau mencukur rambut bayi dan disunahkan pula sede-kah emas
atau perak sebobot rambutnya tadi (Syarhu Al-Minhaj serta
Hasyiyah Al-Jamal: V/266).
9. Hendaklah memohon kepada Allah agar pada saatnya lahir bayi
nanti dimudahkan Allah dan lahir dengan selamat yaitu membaca:
نيا اخرج بقدرة 􀆒 سعة هذه ا 􀆕 من بطن ضيقة ا 􀆒 اخرج أيهاالو
قدر معلوم – لو أنزلنا هذا القرأن 􀆕 ى جعلك فى قرار مكين ا 􀆯 الله ا
جبل لرأيته خاشعامتصدعا من خشية الله وتلك الا مثال 􀆠 ع
إلا الله 􀆔 ى لا إ 􀆯 م يتفكرون – هو الله ا 􀆆 ا للناس لعل 􀇈 نضر
الملك القدوس السلام المؤ من المهيمن العزيز الجيار المتكبر
الا 􀆔 كون . هو الله الخالق البارئ المصور 􀇃􀇗 . سبحان الله عما
ما فى السموات والارض وهو العزيز 􀆔 سبح 􀇗 اء الحسنى 􀆥
ة للمؤ منين 􀈉 – وننزل من القرأن ما هو شفاء ور 􀇽 الحك
.(Hasyiyah Al-Bujairami Ala Al-Khatib: V/310).
HOME l PONDOK PESANTREN l MAJALAH PENYEJUK HATI l FORUM TANYA JAWAB
DOWNLOAD l INFAQ l KONTAK
www. ribathnurulhidayah.org
www. ribathnurulhidayah.org
رسالة المحيض
Problematika Darah Wanita
50
العد ة 􀆶 مسئ
MASALAH ‘IDDAT
Definisi ‘Iddat
Iddat atau Iddah menurut makna bahasa ialah bilangan. Adapun
menurut makna istilah Syara’ ialah: Bilangan waktu menunggu seorang wanita
tidak diperkenankan nikah, karena untuk mengetahui bahwa kandungannya
bayi bersih tidak ada isinya, selain iddatnya anak wanita kecil dan orang
wanita tua yang sudah tidak pernah haid lagi. Atau hanya karena mengikuti
perintah bagi iddatnya anak wanita kecil dan orang wanita tua yang sudah
tidak pernah haid lagi. Atau karena kesu-litannya seorang wanita terhadap
iddatnya orang wanita yang di tinggal mati suaminya.
Hikmahnya Iddat
Adapun salah satu hikmah dari iddat ialah untuk menjaga nasab
keturunan agar tidak tercampur. Wanita yang diiddatkan disebut nama
Mu’taddat.
Mu’taddat terbagi menjadi dua ialah sebagai berikut:
1. Seorang wanita yang ditinggal mati suaminya, baik sudah pernah
disetubuhi oleh suaminya atau belum (pegat mati: Jawa)..
2. Seorang wanita yang perpisahan (thalaq) ketika masih sama-sama hidup
(pegat urip: Jawa) (Tabyin al-Ishlah: 146)..
Seorang wanita yang suaminya meninggal dunia itu terdapat dua
macam, yaitu sebagai berikut:
1. Seorang wanita suaminya meninggal dunia dalam keadaan hamil, ma-ka
iddatnya adalah lahirnya kandungan.
2. Seorang wanita yang suaminya meninggal dunia tidak dalam keadaan
hamil, maka iddatnya empat bulan lebih sepuluh hari (Tabyin al-Ish-lah:
146-147).
HOME l PONDOK PESANTREN l MAJALAH PENYEJUK HATI l FORUM TANYA JAWAB
DOWNLOAD l INFAQ l KONTAK
www. ribathnurulhidayah.org
www. ribathnurulhidayah.org
رسالة المحيض
Problematika Darah Wanita
51
Seorang wanita yang berpisah dengan suaminya karena thalaq atau
karena fasakh nikah adalah tiga macam yaitu:
1. Seorang wanita yang berpisah karena thalaq atau fasakh nikah dalam
keadaan hamil, maka iddatnya sampai lahirnya kandungan.
2. Seorang wanita yang berpisah karena thalaq atau fasakh nikah dalam
keadaan tidak hamil dan masih terbiasa haid, maka iddatnya tiga
persucian.
3. Seorang wanita yang pisah karena thalaq atau fasakh nikah dalam keadaan
tidak hamil dan belum atau sudah tidak terbiasa haid, kare-na masih kecil
atau memang usia sudah tidak haid lagi, maka idatnya tiga bulan (Tabyin
al-Ishlah: 148). Dan apabila seorang wanita di thalaq dan tidak dalam
keadaan hamil, tetapi masih mempunyai (keluar) darah haid, maka
iddatnya, tiga sucian (Tabyin al-Ushlah: 147).
Seorang wanita yang bepisah karena thalaq atau fasakh nikah, tetapi
belum pernah disetubuhi suaminya, maka ia tidak ada iddatnya. Oleh karena
itu, ketika sudah di thalaq, maka tanpa menunggu iddat, ia diperbolehkan
nikah lagi dengan orang lain (Fathul Mu’in pada Hamisy Hasyiyah Inganatut
Thalibin: IV/37 dan 38).
Peringatan!
Terhukum haram, seorang lelaki yang melamar seorang wanita yang
sedang dalam masa ‘Iddat Raj’iyyat (Iddat yang masih boleh rujuk kembali),
baik pada ketika melamar menggunakan bahasa yang jelas (sharih) ataupun
dengan bahasa sindiran (kinayat).Terhukum haram pula bagi seorang lelaki
yang melamar seorang wanita dalam masa iddat kare-na thalaq bai’in dengan
bahasa yang jelas. Adapun melamarnya dengan bahasa sindiran atau
meliringi, hukumnya diperbolehkan.
Hukum terperinci tersebut bagi selain orang lelaki yang mempu-nyai
iddat, yang masih mungkin diperbolehkan kembali menikah lagi di dalamnya
iddat. Orang tersebut dengan mutlak diperbolehkan melamar dengan bahasa
atau kata-kata yang jelas ataupun meliringi. Yang dina-makan melamar
dengan bahasa jelas ialah, kata-kata yang mempunyai maksud memastikan
akan menikah dengan wanita itu. Seperti: Saya ber- maksud akan menikah
dirimu. Atau sewaktu-waktu iddatmu selesai aku akan menikahimu. Adapun
yang dimaksud melamar dengan bahasa me-liringi, ialah. Kata-kata yang
isinya serupa menghendaki nikah, dan juga serupa dengan sebaliknya, yakni
tidak menghendaki nikah. Seperti: Anda seorang wanita yang cakap dan ayu
mempesona . Atau, banyak lelaki yang mengaharpan kepada anda.
HOME l PONDOK PESANTREN l MAJALAH PENYEJUK HATI l FORUM TANYA JAWAB
DOWNLOAD l INFAQ l KONTAK
www. ribathnurulhidayah.org
www. ribathnurulhidayah.org
رسالة المحيض
Problematika Darah Wanita
52
Adapun hukumnya menjawab lamaran tersebut, sama hukumnya
dengan melamar. Kalau melamarnya itu terhukum haram, maka menjawabnya
pun haram. Dan kalau melamarnya diperkenankan, menjawab
lamaran itu juga diperkenankan.
asa
HOME l PONDOK PESANTREN l MAJALAH PENYEJUK HATI l FORUM TANYA JAWAB
DOWNLOAD l INFAQ l KONTAK
www. ribathnurulhidayah.org
www. ribathnurulhidayah.org
رسالة المحيض
Problematika Darah Wanita
53
إختتام
KATA PENUTUP
Alhamdulillah, penulisan kitab yang membicarakan problematika darah
wanita, yaitu darah haid, darah nifas dan darah istihadlat, telah selesai.
Karena keterbatasan pengetahuan dan bahan bacaan yang kami miliki,
mengenai masalah yang dibicarakan dalam kitab ini, maka barang kali isinya
masih kenyataan kurang dari yang diharapkan. Namun kami kira sudah cukup
untuk kebutuhan kaum wanita dalam memahami ma-salah yang dijelaskan
dalam kitab Risalat al-Mahidl ini, yaitu perkara darah haid, darah nifas,
darah istihadlat dan persoalan yang berpautan dengan darah-darah wanita,
yang ada hubungannya beribadah, terutama shalat dan puasa, kepada Allah
Rabbul Jalil.
Harapan kami semoga kitab ini dapat membantu mengatasi kesuli-tan
yang dihadapi oleh kaum wanita dan orang-orang yang mempunyai tanggung
jawab terhadap kebenaran wanita dalam upaya pengabdiannya kepada Allah
Rabbul ‘Izzati ketika di dunia, dan tanggung jawab mereka di hadapan
mahkamah Allah besuk di hari kiamat. Sehingga dalam kehi-dupan berumah
tangga, kedua insan, lelaki dan wanita saling berikhtiar agar dalam kondisi
yang tenang, tenteram, sakinah dan istiqamah yang sebenarnya dalam
mengamalkan pedoman syariat Islam secara teratur dan totalitas, insya Allah.
Penulis merasa bangga dan terima kasih kepada siapa saja yang
berkenan memperbaiki tulisan ini, apabila ternyata salah, atau kurang tepat
menurut pemahaman yang semestinya. Kritik konstrutif, nasihat yang
membangun dan pola pikir wawasan keagamaan dan social di masa
mendatang, sangat penulis harapkan dan diterima dengan tang terbuka.
Justru yang sangat kami harapkan, masyarakat muslim, terutama kaum
remaja dan pemuda, dapatlah memberikan andil kepada agama, nusa dan
bangsa dalam bentuk tulisan atau karangan yang bermanfaat untuk
pengembangan ilmu dan sekaligus menjadi warisan bagi generasi dimasa
kemudian.

Comments